November 2018 - Dear Life, Affection, Hope and all ever happen...

Friday, November 30, 2018

Kenapa Menikah kemudian Bercerai?
2:49 PM0 Comments
Well.. Judul di atas sih sebuah pertanyaan besar ketika dulu usia sekolah dan yeah bertanya-tanya.. Kenapa orang memutuskan bercerai padahal telah menikah, tahunan, bahkan ada yang belasan atau puluhan tahun..



Aku adalah anak dari orang tua yang bercerai saat aku masih usia balita.. Mungkin TK.. Ceritanya sekilas sih sudah pernah aku tulis disini..

Jadi kan lagi heboh berita soal Gisel yang menggugat cerai Gading padahal selama ini pasangan tersebut terlihat baik-baik saja.. Sampai bermunculan pula tagar #saveGempi

Sedih sih emang baca beritanya.. Jadi topik bahasan mbak mbak di kantor juga, baik yang sudah married maupun yang masih single..

So,, I want to share about my perspective about that here..

Kalau ada pendapat yang mengatakan, ya mending pisah sih ya daripada bertahan dengan alasan demi anak, itu lebih tidak sehat. Mumpung anak masih kecil, toh nanti pas sdh besar dia pasti ngerti.
Well.. I was there. Dan percayalah.. Setiap anak, normally, pengen dibesarkan bersama-sama oleh kedua orang tuanya. Gak cuma kedua org tua yang bersama, tapi penuh cinta. Karena itulah yang akan dilihat oleh anak-anaknya...

Well,, IMHO.. divorce is not always a better way.. Think about your kid's mental health.. Pasti ada ruang kosong dimana ia sangat merindukan keluarga yang utuh..Sangat merindukan kehadiran kedua orang tuanya selalu ada di hari-harinya bertumbuh.. (ah sambil mbrebes mili kan nulisnya T.T )

Waktu aku remaja terutama, usia SMP SMA,, saat itu Eyang Putri udah nggak ada, aku sangat sering merasa iri dengan teman-temanku yang memiliki keluarga lengkap.. Dengan mereka yang bisa berkeluh kesah apa saja setiap hari dengan ibunya.. Aku kadang cuma bisa tersenyum melihat mereka.. Bersyukurlah kalian yang tidak mengalami jadi anak broken home..

Sampai aku pun sempat takut menikah.. :)

Aku menikah di usia yang terbilang lebih dari cukup.. 28 saat itu.. Setelah memantapkan hati dan benar-benar meminta petunjuk dariNya..

Setelah apa yang aku alami, tentu saja aku punya janji dengan diriku sendiri, aku akan menikah cukup satu kali.. Itulah kenapa dulu aku cukup selektif. Aku perlu meyakinkan diri ini bahwa dengan suamiku itulah akan kuhabiskan sisa hidup ini.. Dalam segala kondisi..

Yeah.. Dan justru anak itu sebagai penguat hubungan pernikahan ini.. :)

Tak lupa pula selalu belajar dan terus memperbaiki diri.. Jatuh cinta dan bangun cinta selalu di pernikahan ini.. InsyaAllah semua permasalahan ada solusi.. Ada kemudahan setelah kesulitan..

Yeah.. pada akhirnya.. memang kita ga bisa judge kasus GG karena kita tidak benar-benar tahu permasalahan apa yang sebenarnya sedang mereka hadapi.. Kesusahan apa yang membuat mereka menempuh keputusan ini, walaupun belum final.. aku masih berharap mereka bisa bertahan.. Dan si anak kecil yang lucu, Gempi,, akan selalu memiliki papa mamanya bersama..

Pelajaran yang bisa diambil untuk yang belum nikah, well.. sebelum memutuskan untuk menikah, niatkan untuk seumur hidup dan yakinkan diri juga pasangan.. Ketahui visi misi setelah menikah bagaimana.. Cari ilmu pernikahan seluas-luasnya.. Selalu berdoa minta kepadaNya.. Yang pasti, ridho Allah juga terletak pada Ridho orang tua.. Pastikan sebelum menikah kalian sudah mendapat restu orang tua..

Pelajaran untuk yang sudah menikah.. Ego itu memang selalu ada di masing2 orang. Tinggal, mau atau tidak saling memperbaiki diri. Kalau perlu terapi psikologi ya lakukan. Upgrade diri selalu dengan ilmu-ilmu tentang pernikahan dan praktekkan.. Berdoa selalu setiap hari, meminta kepada Sang Pemilik Kehidupan. Karena tidak ada yang sulit, tidak ada yang tidak mungkin bila Allah sudah berkehendak..

Selalu berikhtiar untuk jadi istri / ibu, suami / bapak yang lebih baik setiap harinya..


Saling bergenggaman tangan saat ada permasalahan.. Dan berikhtiar bersama-sama menyelesaikannya.. Yes we can!

Bekal apa yang kita bisa berikan kepada anak-anak kita selain memori yang bahagia saat anak masih kecil.. Dan juga pendidikan..

Selalu ingat untuk positive dalam segala hal.. Mulai dari pikiran, perilaku, perkataan, perbuatan..

Pernikahan itu indah kok.. ^^

Semangat ya kalian baik yang masih single, ataupun married.. Everyone has their own struggle..
Reading Time:

Thursday, November 15, 2018

Sekilas Perjalanan Hidup
2:36 PM 2 Comments
Tulisan ini sudah tayang di facebookku, tanggal 3 November lalu. Dan, aku pikir boleh juga lah dipublish disini.. Kenang-kenangan untuk diingat saat nanti.. ☺
Peace and have spirit of life!
Tidak ada yang instan di dunia ini..
Flashback.. Waktu lulus SMA dulu sama sekali gak punya pikiran mau kuliah selain di STAN, ya karena selain gratis, jg langsung penempatan kerja. Saingannya bejibun, ya tau sendiri lah.
Tapi Tuhan berkehendak lain, gagal masuk STAN, terpilihlah plan B yaitu tes untuk pengalaman magang, satu di BCA satu di VEDC. Dan loloslah untuk program magang LF Admin di VEDC selama setahun.
FYI vedc itu sebutan saat kantor ini dulu yg kepanjangannya Vocational Education Development Center. Skrg di bwh kemendikbud dia jadi P4TK BOE Malang, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotif dan Elektronika. Masih dikenal dengan sebutan VEDC juga sih..
VEDC jaman now yang sedikit banyak sudah berubah
Semuanya berawal dari sini, dari 0. Mulai dari mengerjakan pekerjaan remeh temeh di pagi2, lap2 meja kerja, ngurusi konsumsi meeting, bahkan bikin kopi pak kapus. Waktu itu kebetulan emang ditempatkan di gedung putih, ruang operator telepon dan sekretariat.
Belajar banyak hal disini, karena di program ini kita dapat sedikit materi pelajaran jg sambil magang kerja. Mengenal sistem telp pabx, fax, surat menyurat dan sejak dr sinilah berteman akrab dengan komputer dan internet. Padahal dulu termasuk gaptek aku. 😂 Selain itu jadi kenal dengan berbagai macam orang juga di kantor ini.
Sampai suatu hari, waktu program sudah berakhir dan sempat diperpanjang, ditawarilah untuk kuliah besiswa, yang sebenernya lebih tepat disebut training. Program 1 tahun belajar animasi dan multimedia. Excited dong, karena saat itu lagi suka2nya belajar dengan hal berbau komputer.
Belajar animasi 2D di studio animasinya SMKN 5 Malang selama 3 bulan. Lalu belajar multimedia di lab vedc 3 bulan juga, kuliahnya sore. Jadi sempat pagi ngantor dulu, sore kuliah sampai malam. Lalu 4 bulan magang ngajar animasi multimedia, dapat di SMKN1 Surabaya. 2 bulan terakhir buat tugas akhir aja and laporan.
Saat di Surabaya itu, dapat informasi kuliah beasiswa (lagi) D3 TKJ Jardiknas, programnya Pak Gatot yang sekarang beliau di SEAMOLEC, kerjasama VEDC dan PENS. Tes ikut lagi, dan masuk. Mulai lah kuliah lagi.
Masih awal semester waktu itu, Karena berbagai hal kerjasamanya vedc dengan pens akhirnya buyar, dan kita disuruh milih antara D3 kuliah di PENS atau S1 dimasukkan ke STTAR. Galau beberapa waktu, akhirnya pilih Malang aja.
Oh iya waktu itu kami jg sudah memiliki tempat magang kerja juga dimana kalau tidak kuliah maka belajar kerja di instansi untuk mengaplikasikan ilmu. Pilihnya yang deket rumah aja sih, SMK PGRI Singosari. Diawali juga dengan mengerjakan pekerjaan remeh, koneksi internet di warnet sekolah, maintenance pc2 di warnet, kalau lancar ya cuma jagain warnet sekolah 😂
Di semester 7, saat mulai merancang ide untuk skripsi, saat itulah pihak sekolah meminta untuk mulai mengajar. Jurusan baru, Teknik Informatika, yang belum ada gurunya gitu ceritanya.. Minta jadwal selain senin, jumat, sabtu, karena kuliah tinggal hari itu saja dan untuk mengerjakan skripsi. Pengalaman pertama ngajar langsung dapat 32 jam dalam 3 hari, selasa rabu kamis 😱#sempatshock, untungnya ngajar produktif, jadi sedikit teori lalu langsung praktikum.😉
Kenang-kenangan jaman ngajar di SMK PGRI Singosari. Foto habis upacara. :D
Dapat pengalaman bwanyak bgt lah di sekolah ini. Dengan bapak ibu gurunya juga udah seperti kakak, ortu dsb.. Lalu lulus kuliah, kosong dong hari yang biasanya buat ke kampus? Dpt tawaran ngajar di SMKN 1 Kepanjen, sekolah baru waktu itu. Ngajar di jurusan RPL. Jadi jadwal menjadi senin-kamis Singosari, Jumat Sabtu di Kepanjen. Naik motor, waktu itu dah bisa beli motor dw masio nyicil 😆 (sampai sekarang masih ada motornya)
Kesempatan lain datang lagi saat seorang kawan yang sama2 ngajar di SMK memberi informasi tentang kuliah PPG (Pendidikan Profesi Guru). Karena kami lulusan non pendidikan yang ngajar, perlu dong ya. Dulu namanya akta iv, sekarang jadi ppg. Lagi2 karena itu program beasiswa dr Dikti, daftar lah secara onlen lalu tes di UM, mirip TKD gt tesnya pake sistem CAT. Lolos tes, lalu interview dan menunggu.
Dan lolos dong.. Alhasil ijin dan cari guru pengganti buat ngajar di Kepanjen (eret2 Crystal Zü ) 😂 dan ijin di Singosari, karena kuliah PPG di UNESA ini full senin-jumat. Akhirnya masih dikasih kesempatan ngajar Sabtu.
Dan mulailah episode jadi rider, Senin pagi berangkat Sby, Jumat sore balik Malang. Bersama my red beat. Nekat? Banget 😂
With my red beat at Surabaya 
Waktu ujian praktek microteaching, yang diajar mah temen2 sendiri aja.
Belajar banyak banget di program PPGT SMK Kolaboratif ini, ketemu teman2 baik macam Juli JuliandariniAngga Asfan CandraArum Prasetyo, dan banyak lagi yang rata2 mereka udah jadi pns jg, baik guru maupun non guru. Dan terulang lagi PPL di SMKN 1 Surabaya 😂
Lulus PPG, kembali ngajar,, lalu nikah sama Agus Setiawan. Ketemu jodoh juga di SMK PGRI Singosari.
Alhamdulillah.
Haha ini foto masih sebelum nikah sih.. xixi.. x)
Nikah 2014. Di akhir tahun, ada pengumuman tes cpns pake sistem cat. Lagi nyari2 dan nunggu formasi guru waktu itu gak ada 😪 Akhire iseng nyoba di bawah kemendikbud yang paling dekat sesuai kualifikasi ijazah waktu itu ketemunya di Kopertis VII.
Ya nggak berharap diterima, wong namanya nyoba, apalagi yang diterima cuma 1. Lhah ndilalah keterima dong..malah nangis karena biasanya sama suami terus lalu harus LDR di taun 2015 saat habis pengumuman dsb..
Foto bareng kawan-kawan CPNS dan lainnya saat Halal Bihalal 2016
Demikianlah perjalanan hidup yang mungkin tdk akan bs ditebak.. Yang jelas disetiap fase selalu ada perjuangan. Di setiap mimpi yang berhasil diraih, akan ada mimpi2 lainnya.
Pada inti dari flashback panjang ini adalah untuk mengingat kembali apa saja yang telah dilalui. Juga sebagai motivasi untuk mimpi2 yang lain. Juga motivasi untuk murid2 dahulu dan anak2 muda supaya berani mengejar cita2 apapun keadaannya.
Bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi2mu..
*Catatan panjang ditulis dalam bus perjalanan dari Surabaya ke Malang sambil merindukan suami dan anak 
Reading Time:

Sunday, November 4, 2018

Home Sweet Home
3:55 PM 2 Comments
Penampakan Rumah asli dari developer, sebelum renov :)
Tulisan kali ini akan berkisah tentang rumah. Iya rumah milik sendiri yang jadi impian bahkan sejak sebelum menikah.

Flashback, pas belum nikah itu udah kayak yang pengeeen banget punya rumah sendiri, padahal motor blom kelar cicilannya, tapi udah excited kalo ada info harga2 rumah di perumahan dengan rincian kprnya, syarat-syaratnya. Kerja juga bukan yang gajinya gede gimana, kan ya guru honorer sekolah swasta gitu loh.. Hihi.. Dasar sang pemimpi ya beginilah..

Sampai pada suatu ketika, seorang teman baik, teman ngajar, yah kalo dibilang teman sih usianya jauh lebih tua sih. Namanya guru, gaulnya ya sama bapak ibu guru lah ya. Beliau Waka kurikulum saat itu dan tentu saja sudah berpengalaman dan berkeluarga. Dia menyampaikan hal yang buat aku langsung, oh iya ya.. Dia bilang gini, "Omah sek, opo omah-omah sek?" in javanese x)
Kalo di Bahasa Indonesiakan ya artinya sih mau beli rumah dulu, apa berumah tangga dulu?

Perkataannya amat sangat ada benarnya. Karena apa? Kalau sudah menikah itu pasti akan lebih terarah, kayak mau beli rumah dimana? Ke depannya gimana? Dan tentu saja biaya akan jauh terasa ringan karena ditanggung bersama. Menikah seperti membuat mimpi itu menjadi lebih mudah.

Dan setelah menikah, memang aku dan suami sudah komit mau mandiri. Seminggu pasca nikah udah langsung keluar dari rumah orang tuaku. Kita kos di daerah Arjosari, masih rumah salah seorang kerabat baik kami.

Menikah di bulan April 2014, akhir tahun 2014 akhirnya menggalau saat diberi cerita oleh kakak sepupu soal dia mau ambil rumah di daerah Singosari, lumayan deket juga dari rumah orang tua aku. Mulai lah lihat-lihat lokasi, lihat rincian harga DP dan angsuran KPR, dsb.

Mulai membicarakan serius dengan suami, berpikir cukup lama, dan akhirnya kami bismillah memutuskan untuk mau deal rumah tsb yang masih indent dan sebelum harganya naik pada bulan berikutnya. Karena lokasi perumahan yang juga cukup dekat dari rumah orang tua dan tempat kerja kita saat itu.

Rumahnya semua belum dibangun, masih baru ada beberapa rumah contoh di lahan calon perumahan. Karena itulah uang muka atau DPnya boleh diangsur 10x, yang akhirnya kami nego sekalian jadi 12x. Satu tahun waktu yang insyaallah mumpuni untuk membayar uang muka.

Kami bukan orang kaya, gak pakai uang orang tua (bahkan orang tua belum diberitahu apapun soal rumah saat itu), kami pun mulai mengatur sebaik-baik pemasukan kami berdua untuk bisa memenuhi cita-cita kami saat itu.

Waktu itu gaji kami berdua yang kalau digabungkan rasanya seperti tidak cukup untuk menyicil DP  dan biaya hidup kami, kos dsb. Tapi begitulah rejekinya orang yang sudah menikah itu ada saja.. Alhamdulillah, dengan segala upaya kami berhasil memenuhinya.

Kabar baik untuk perekonomian kami saat pengumuman diterimanya aku jadi cpns di bawah kemenristekdikti.. Walau berat karena harus LDR dengan suami, sejak Agustus 2015 :(
Sempat juga terjadi gagal bayar karena gajiku sebagai aparatur sipil negara belum bisa dibayarkan karena menunggu SK yang tak kunjung turun.. Dan aku meminta kemudahan kepada pihak developer untuk bayar double saat gaji sudah turun nanti. Rapelan..

Dan Alhamdulillah.. akhir tahun 2015 pun uang muka bisa terlunasi..

Hihi..

Perjuangan banget bagi kami, ya kami emang bukan old money lah.. not crazy rich people.. x)

Padahal itu kami udah memilih yang paling murah, supaya sesuai kemampuan kami. :)

Soal rejeki yang ada aja setelah nikah dan dari sumber yang tak disangka-sangka itu nyata adanya.. Aku sempet makelari saudara sendiri yang mana dia punya barang dagangan elektronik dari kantor kerjaan dia, Denpoo. Barang reject dari toko yang masih berfungsi dengan baik, jadi kita bisa jual dengan harga di bawah harga pasar. Waktu itu mesin cuci sih. Dan keuntungannya per buah lumayan bangett.. Gak nyangka bakal jadi makelar mesin cuci waktu itu.. :))

Jualan baju online juga jalan, udah cukup lama kerjasama dengan kawan baik di PPGT dulu, Arum.

Sekitar awal 2017 kalau gak di pertengahan 2016, mulai memberitahu orang tua perihal rumah. Mengajak mereka melihat-lihat lokasi perumahan. Posisi udah lunas DP pokoknya..

Pas deal dulu banget itu aku inget, kalau ambil rumah yang paling belakang di blok G. Alasannya sih, kalau dibangunnya paling terakhir2 kan enak kita bisa agak rubah dikit atau custom. Ndilalah itu blok paling belakang, karena belakangnya sungai kering dan masih mau dibangun plengsengan, bangunannya pun entah kapan akan dibangun. Jadi dengan saran dari bapak aku juga, akhirnya pindah blok deh kita. Dan lihat-lihat, emang dah dikasih pilihan waktu itu kita dengan tipe dan luas tanah yang sama bisa pindah di blok berapa. Dan fix akhirnya pindah ke Blok E6. Rumahnya sudah jadi waktu itu. Base ya, rumah dari perumahan itu dibangun ya sesuai yang dijual. Waktu itu tipe 30/66. Luas bangunan 30, luas tanah 66. Lebar depan 6 meter. Rumah inti dengan ruang tamu, 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi yang sudah berdiri. PRnya kita kalau uda mau nempati ya nutup atau nembok belakang sisa tanah yang jadi batas dengan tetangga. Juga bikin teras, kanopi dan pagar depan.

Setelah membayar realisasi, lalu finishing dari pihak developer terselesaikan, listrik dan air sudah terinstalasi. Kita pun meminta kunci. Iya mau ditempati dulu kan, daripada rumahnya makin rusak karena kelamaan berdiri dan tidak kunjung ditempati. Dan memang, kondisi perumahan waktu itu masih sepi. Hanya blok paling depan yang sudah berpenghuni. Blok E itu udah blok yang bisa dibilang paling belakang memang..

Bulan April 2017, saat itu aku hamil uda 5 bulanan, kita pun pindah syarat. Kondisi rumah apa adanya, masih belum renov. Pokoknya ditempati dulu, kalau tiap harinya kan suami sendirian, baru sama aku kalo pas weekend.. Jadi belum perlu dapur banget lah.
1 April 2017, syukuran pindahan
Seminggu setelah pindahan keluarga Pasuruan pun juga datang
Hanya dengan keluarga inti saja, Bapak, Ibu, Adek-adek, kita secara sederhana melakukan proses pindahan dan syukuran makan-makan sendiri saja di rumah baru itu. Sehari sebelumnya, hemm, tepatnya pas tanggal merah sih, kita udah nyicil mindahin barang2 dari rumah kos arjosari ke rumah baru. Nyicil bersih-bersih dan menata barang yang ternyata lumayan juga :)) Ya soalnya kan belum ada dapur juga, jadi tetek bengeknya dapur sementara masuk di kamar belakang. Kamar depan yang buat kasurnya. Alhamdulillah.. jadi penghuni perumahan pertama di blok tersebut saat itu x)
Penampakan kamar depan
Waktu berjalan.. Dan Alhamdulillah dapat rejeki. Masih di tahun 2017, Bapak yang mendapat uang hasil jual rumah keluarga di Malang yang dulunya ditempati oleh Tante Rina, membagi rejeki kepada aku dan mbak Vit di Jember. Khusus untuk aku, uangnya dirupakan untuk menutup rumahku. Bikin dapur di sisa tanah belakang sambil buat tembok juga, nambah kamar 1 dan jemuran di lantai dua atasnya dapur. Selain itu bikin teras depan, kanopi dan pagar. Walaupun memang belakang belum sampai finishing. Pokoknya bisa difungsikan dulu untuk dapurnya. Wah.. dengan pekerjaan seperti itu, aku pun tak tinggal diam. Karena yakin deh, pasti habisnya lebih banyak. Tapi namanya Bapak, gak mau bilang mesti. Bilangnya masih ada uangnya.. Emang kasih orang tua sama anak itu ya, tak terhingga sepanjang masa.. Love Bapak.. Cuman tau diri dong ya, tiap bulan kalau ada rejeki yang terkumpul, aku transfer atau langsung cash ke Bapak. Beberapa kali 3 juta per bulan waktu itu.
Proses membangun sisa lahan di belakang

Teras dan kanopi waktu baru dibuat
Alhamdulillah..

Lalu ada rejeki lagi, di tahun 2018. Ada uang ngumpul aku transfer Bapak, pokoknya gitu. Aku berencana finishing dapur, karena Raffa semakin aktif, jadi biar kalau main di belakang sudah bersih. Gak yang masih tanah gitu.. Jadi kotor-kotor. Supaya bisa lebih terang juga rasanya dapur. Karena kalau masih bata gitu berasa gelap juga. Belum diplamir di cat.

Alhamdulillah sampai Oktober kemarin, sudah selesai finishingnya. Masih kurang sedikit karena tukangnya selak dipakai adik buat proyek di Surabaya. Jadi tinggal bawah meja dapur aja yang masih belum kelar,sama tembok area tangga ke atas yang juga belum selesai di variasikan.

Yang jelas Alhamdulillah, karena impian tercapai, satu demi satu. Pelan tapi pasti. Bukankah sungguh Maha Besar Allah. Maha Baik. RencanaNya selalu indah, dan tak disangka-sangka.

Memang tidak langsung sim salabim punya dan perfect gitu ya. Semuanya berproses.

Jadi, kalau kalian pun punya impian untuk punya rumah sendiri, bener-bener beli sendiri, maka mulailah menabung, mencari informasi, memantapkan hati dan juga dikalkulasi. Sesuai kemampuan tidak?

Tulisan ini tentu bukan buat old money yang duitnya gak berseri ya, mereka sih mau punya rumah tinggal tunjuk aja peribahasanya.

Tidak ada yang instan di dunia ini, dan saya selalu percaya dengan kekuatan mimpi. Hasil tidak akan mengkhianati usaha. Dan yang pasti kita selalu berdoa mengharapkan Ridho-Nya. Dan, sesuatu yang berhasil diperoleh dari hasil sendiri, perjuangan, tentu akan terasa lebih bermakna dan ada kepuasan tersendiri.

Semangat ya kalian.. ^^

See you next post! 
Reading Time:

@nieth_sweet