April 2016 - Dear Life, Affection, Hope and all ever happen...

Friday, April 8, 2016

Jogja Tour with SMK PGRI Singosari
4:47 PM 9 Comments
Tim Mbolang :D
 #Latepost, ke Jogjanya udah Februari, di postnya 2 bulan kemudian. Hihihihi

Sejak tahun 2007 mulai magang sambil kuliah dan tahun 2009 mulai mengajar (masih sambil kuliah), baru kali ini diadain rekreasi resmi dari sekolah. Yah, karena suami masih ngajar disana, so sebagai istri tentunya otomatis dapet jatah ikut lah ya. :)

BUS 4

Memilih long weekend di awal February, Jadilah kita berangkat rombongan 4 bis dengan tim tour  travel start from Rumah Makan Kantri di hari Jumat malam, tanggal 5 Februari 2016, sekitar jam 7.30 PM diiringi hujan sejak sore hari yang tak kunjung reda.

Perjalanan malam, seperti biasa tidur aja lah di jalan. Hampir tengah malam, ketika kita berhenti di  Rumah Makan Surya Saradan untuk makan malam dan Isyaan. Well.. for me it's too late for dinner, so I just take few piece of watemelon sambil nemenin suami makan.. :D

Next lanjutin perjalanan dan subuh sudah sampai di sebuah Masjid di Jl. Raya Solo, aku gak begitu jelas namanya, karena sudah langsung wudhu shalat, selesainya kemudian baru antri ke kamar kecil..

Perjalanan dilanjutkan lagi dan the next stop is Rumah Makan Grafika Jogja. Aku lupa-lupa ingat kayak pernah kesini ya.. Ah lupa lah.. haha.. Dan disini kita sarapan sekaligus mandi bagi yang ingin mandi.. Sebelum berangkat sarapan, aku makan buah dulu.. Dan kemudian antri laah.. antri yang cukup panjang karena di long weekend kali ini banyak sekali yang menuju ke Jogja dari berbagai kota.. Bisa dibayangkan deh betapa akan penuhnya Jogja nanti?

Setelahnya kita kembali ke bus.. Tour guide di bus kami, kebetulan aku dan suami dapat bus no 4 - yang komplit ada toilet dan smoking areanya, tour guidenya pun oke punya. Orangnya lucu, ramah, dan banyak bercerita sepanjang perjalanan yang berkaitan tentu saja dengan wisata-wisata dan juga kebudayaan Jogja. Menambah wawasan dan mengalihkan kebosanan saat jalan terkena macet yang luar biasa.

Jadwal tour kami awalnya Sabtu ke Gua Pindul dan Pantai Indrayanti. Setelah tour guide kami mendapat info mengenai penuhnya pengunjung Gua Pindul pada hari Sabtu itu maka jadwal Sabtu dan Minggu pun di-switch. Jadilah kami menuju ke Wisata Merapi terlebih dahulu. Nah, so excited! Karena aku belum pernah.. x)

Wisata Volcano Tour

Begayaan dulu lah walaupun belum bisa nyetir :)))
Bus parkir di tempat parkiran dimana sudah ada beberapa jeep yang menanti kita. Karena ada banyak orangnya, maka dibagi menjadi beberapa kloter sampai terpenuhi. Aku sudah ikut di kloter pertama satu jeep dengan suami, Pak Prima dan putrinya, Rina plus Putra Pak Hari di depan.

Naik jeep berasa di-kocok2 karena memang medannya luar biasa sulit. Off road abis! Seru banget karena pemandangan yang indah di sekeliling kita, termasuk para pengambil batu dan pasir yang sibuk bekerja. :D Jangan lupa bawa masker sebelum mulai naik jeep, kalaupun nggak bawa banyak kok yang berjualan di situ. Karena jelas debunya lumayan.

2010 saat erupsi Merapi yang telah berlalu... saat 2012 pertama kali berkunjung ke Jogja dan sempat sedikit melihat-lihat bekasnya di dekat daerah rumah Tante, masih kering berdebu. Sekarang sudah hijau.. Tanda-tanda kehidupan..

Kelihaian pengemudi jeep membawa kita melewati indahnya sisa-sisa erupsi Merapi. Kurang paham berapa harga untuk tour ini karena kita sepaket dengan tour Jogja. Yang jelas kita berhenti di tiga titik untuk Merapi Tour kali ini. Oh iya mungkin Wisata Merapi ini lebih dikenal dengan Wisata Volcano Tour. Wisata ini memang terbilang baru di Jogja. Kurang lebih mulai tahun 2011.

First stop di Merapi Tour ini adalah di Museum Sisa Hartaku. Di sini ada sebuah rumah yang dibiarkan begitu saja pasca erupsi. Barang-barang peninggalannya ada yang dibiarkan, ada yang disusun sehingga tertata rapi untuk pengunjung yang akan melihat-lihat. Ada hewan ternak yang tinggal tulang seperti sapi, ayam. Ada sebuah jam yang dibiarkan mati dan detak jam menunjukkan waktu saat erupsi terjadi.

Memasuki rumah ini tentu saja membuat kita seperti kembali ke 6 tahun yang lalu saat erupsi, Ada foto-foto yang menunjukkan saat kejadian. Ada pula peninggalan dari pemilik rumah seperti buku-buku sekolah, jadwal pelajaran, alat-alat dapur yang semuanya nampak gosong dan berubah bentuk bekas gempuran lava.

Puas melihat-lihat dan sedikit berpose di sini, kita juga bisa membeli oleh-oleh seperti kaos, topi, dan aksesoris lainnya yang dijual oleh beberapa toko di depan Museum Sisa Hartaku.
Salah satu view di Bukit Alien :D

Setelah itu kita kembali melanjutkan perjalanan dengan jeep. The second stop is Batu Alien. Di situ ada sebuah batu yang mirip dengan alien. Dan konon katanya tidak bisa dipindahkan. Alih-alih foto dengan batu, kita malah berfoto-foto cantik dengan pemandangan yang indah karena cuaca juga sangat cerah saat itu. Background gunung merapi yang gagah pun terasa sangat dekat.
Love the view ;)

Dari Batu Alien kita beranjak ke Bunker. Bunker yang dipakai untuk menyelamatkan diri pada saat kejadian erupsi itu pun tak bisa menahan panasnya lava. Kita mencoba melihat dalamnya bunker yang dingin, gelap dan pengap. Berpose di tangga bunker, kemudian naik ke atasnya. Pemandangannya juga luar biasa indah, Masyaallah..

Panasnya matahari membuat kita haus. Dan memang tepat sekali karena di dekat bunker, ada banyak sekali penjual. Baik makanan, minuman, maupun oleh-oleh lainnya berupa kaos, topi, dan aksesoris lainnya.

Well.. kembali ke parkiran bus, kita menunggu kelompok-kelompok lain yang masih belum kembali. Masuk Dhuhur, kita shalat di Masjid kecil di di dekat area parkiran. Begonya waktu itu nggak
kepikiran buat Jama'. -_-

Setelah selesai Wisata Merapinya, kita makan siang menu gudeg di Gudeg Bu Tjitro. Ini enak bingits. Apa akunya yang kelaperan yah? Hahahha.. Cuman sayang sedikit sayang, wastafelnya di lantai 2 kurang lancar airnya. Suka mati-mati pas dipake cuci tangan. :)

Next trip..Where do we go now??

Museum De Mata
 
Yess.. Yang pernah nyobain 3D Trick Art yang berlokasi di Taman Parkiran depannya Taman Hutan Kota Wisata Batu mungkin tau ini ya.. :) Semacam itulah. Cuman, lebih luas, lebih banyak aja objeknya.

Tapi sedikit sayangnya bukan lukisan seperti di Batu, di De Mata menggunakan 3D Digital Printing. Yah tapi lumayanlah not bad untuk take a picture.
Menjadi Hermione :D

Gak begitu banyak ambil foto disini. Karena udah rame banget pengunjung dan kita bener-bener run out time. Jam setengah 5 lebih kita beranjak dari De Mata untuk ke Malioboro.
Seolah-olah dimana? Yup, kayak di Taman Sari :)

Long weekend memang seperti blunder. Dimana-mana macet deh di Jogja. Gak nemu parkiran di Area Malioboro membuat kita terpaksa muter-muter dan akhirnya berhenti dulu untuk sekalian makan malam + shalat Maghrib di Ambar Ketawang Resto.

POP! Hotel

Setelah selesai dinner, supaya bisnya parkir dan kita nanti jalan-jalannya santai, kita langsung aja ke hotel. Kita menginap di POP! Hotel Sangaji yang lokasinya sangat dekat sekali dengan perempatan Tugu. Perempatan Tugu Jogja yang sangat hits untuk anak-anak muda berfoto-foto. Sampai-sampai kendaraan pengguna jalan sepertinya sudah maklum saja dengan kelakuan para muda mudi yang memenuhi jalan sambil berpose ria.
Penampakan Kamar di POP! Hotel. source: traveloka.com

POP! Hotel adalah salah satu Hotel yang mengusung konsep Go Green. Bentuknya minimalis dan efisien di kamarnya yang mengesankan "say no to pemborosan ruang tidak penting". Anda juga dilarang untuk merokok di dalam kamar kalau tidak ingin didenda 500rb. Wah, luar biasa bukan? Bener-bener konsep Go Greennya oke bingits!

MALIOBORO

Dari POP! Hotel menuju Malioboro kita berjalan kaki. Hitung-hitung sih olahraga ya setelah lama duduk di bis. Kalau yang udah capek atau bawa anak-anak bisa naik becak atau andong (dokar).

Malioboro di malam hari masih ramai. Para pedagang dan toko pun masih banyak yang belum tutup memanfaatkan antusias para pengunjung yang juga belum puas untuk berbelanja oleh-oleh.

Tersesat di antara para pria -_-
Waktu ke Malioboro, kesannya masih belum rapi, parkiran semrawut. Ramainya pengunjung semakin bertambah terutama saat liburan panjang. Sepertinya memang perlu ditertibkan khususnya untuk parkiran supaya kenyamanan pengunjung dan pejalan kaki lebih baik.

Beli oleh-oleh seperlunya, iya aku nggak kalap belanja. Udah bisa manage diri, hati dan dompet. Xixixixi.. Kalau dibilang pengen ini itu dan seterusnya sih ya jelas pengen laah.. Tapi kudu mikir panjang, perlu nggak sih, butuh nggak sih.. Kalo buat diri sendiri suka nanya gitu sekarang, sebelum terlanjur beli karena lapar mata dan kemudian mubadzir. Oh no.. we can control it right?

Malam semakin larut, kaki sudah capek. Mata minta dipejamkan. Jam 12an kita balik ke kamar dan kemudian tidur sendiri-sendiri.

Sungai Oya dan Gua Pindul

Tujuan di hari kedua di Jogja tentunya adalah Sungai Oya, Gua Pindul dan Pantai Indrayanti di daerah Gunung Kidul. Dulu sudah pernah sih ke rute itu bareng sama teman-teman Kanesa.

Setelah sarapan dan check out, kita mampir dulu ke Bakpia Pathok 25 yang masih baru buka dan fresh from the oven. Oke beli secukupnya dan jangan sampai over budget :))

Perjalanan menuju Gunung Kidul lumayan lama, padat pula sepertinya arah kesana.
Nih sedikit rekaman yang diambil dengan Kogan Action Cam. ;)

Dan ternyata, gila bangets ngets pegunjungnya berlipat-lipat dari kali pertama aku kesana. Oh noo.. saking padatnya jadi kurang bisa enjoy deh.. Dan BTW kita cuma tubing di Sungai Oya, gak semua orang mau jadi ada beberapa juga yang tinggal dan menunggu di area parkir bis.

Setelah Tubing dengan perjuangan, karena mas bojo nylametin seorang anak kelas 4 SD yang lumayan gemuk badannya. Dia tertinggal dan nangis karena gak berani sendirian tubing, so terpaksa dipangku ama bojo.. Wah.. seru-seru gimana gitu jadinya.. Hahaha..

After that, waiting for Tubing kedua di Gua Pindul. Dan karena pengunjung udah kayak dawet + antriannya juga masih buanyaaaak banget.. Kita putuskan untuk cancel. So kita mandi dan bersiap-siap lanjutin perjalanan setelah shalat Ashar..

Pusat Oleh-oleh Pak Kirun

Informasi dari tim tour yang mengatakan di Pantai Indrayanti mengalami kemacetan total, oooh long weekend emang gitu yaaah.. Akhirnya batal pula kita ke Indrayanti, dan kita mampir ke Pusat Oleh-oleh Pak Kirun sebagai gantinya.

Ada tiwul juga, bakpia telo, macem2 oleh-oleh juga, sampai ada cemilan jangkrik wuwuwu.. Beli bakpia yang telo buat tombo pengen, terus ngeronde menghangatkan badan di area parkirnya sampai menjelang sore.

Karena pulang lewat Solo, kita makan malamnya di Rumah Makan Taman Sari. Menunya biasa aja sih, cuma tempatnya yang besar bangets ngets...

So, selesai sudah tour kita ke Jogja. Capek, seneng, refresh. Harapannya setelah tour ini semangat kerjanya jadi nambah tentunya.. hehehe..

Anyway, kalo lagi tour gini pola makan jadi sedikit kacau, iya. Kalau di pagi hari nggak nemu buah untuk sarapan, aku sih makan aja lah toh lagi di perjalanan. Kalau masih ada buah walaupun sedikit, makan buah dulu baru makan berat minus prot hew. Apalagi kalo misalnya uda malem makannya, uda pasti minus prot hew yang bakal bikin pencernaan semakin berat saja.

So, kita sampai di Malang sekitar jam 6 atau 7 pagi. Balik ke kos dan beristirahatlah kita di Senin itu untuk kemudian recharge energi untuk kembali kerja besoknya..

See ya next post!

PS: sebenernya pingin posting setelah nunggu foto-foto yang cakep dari Tour & Travelnya, sayangnya gak muncul2.So cuma pakai dokumentasi HP seadanya saja.. Hihi.
Reading Time:

Friday, April 1, 2016

Indonesia Negeri Agraris, Cintailah Produk Lokal
3:37 PM0 Comments
Sumber Daya Alam Indonesia sumber: https://riesaakbar.files.wordpress.com
Indonesia, negeri yang kaya akan sumber daya alamnya.. Hampir semuanya ada. Itulah kenapa VOC dengan serakah selama 350 tahun menjajah dan menikmati sumber daya alam Indonesia. Menyisakan mental-mental terjajah..

Setelah negeri ini merdeka, penjajah malah muncul dari sang pemegang kekuasaan. Mereka menjajah rakyat dengan memakan uang-uang negara. Nikmat di dunia, rasakan saja pahitnya di akhirat kelak.

Bukan akan membahas mereka yang serakah, bukan. Tapi hanya ingin mengembalikan sesuatu yang sepertinya semakin ditinggalkan oleh derasnya industrialisasi dan modernisasi.

Indonesia adalah negara yang sangat kaya sesungguhnya. Tanahnya subur makmur segala macam tanaman, buah dan sayur mudah untuk didapatkan. Tetapi entah kenapa sektor pertanian semakin lama semakin sedikit. Termasuk juga minat anak-anak muda untuk berada di sektor tersebut, sangat jauh dari citra bahwa Indonesia adalah Negara Agraris - dulunya.

Ah, seharusnya sampai sekarang pun masih demikian.

Apalah daya, tanah-tanah yang dimiliki petani ketika tak ada yang mengurus lagi mereka lebih memilih untuk menjualnya. Tak ayal, para pengembang yang melihat prospek lebih menjanjikan untuk dibangun perumahan, hotel, mall dan seterusnya memiliki modal besar dan kuasa untuk membeli lahan-lahan tersebut.

Lalu apa akibatnya?

Jumlah manusia semakin bertambah yang berarti pasokan makanan juga harus bisa memenuhi kebutuhan. Apabila kurang? Salahkah apabila sampai impor? Karena di dalam negeri sendiri pertanian sudah tergusur oleh industrialisasi di mana-mana. Harga pangan mahal sementara BBM murah? Sungguh kebalikan dari negara Turki yang harga pangan sangat murah dibandingkan harga BBM yang sangaaat mahal.

Solusinya?

Dibutuhkan kesadaran-kesadaran kalian generasi penerus bangsa, mengembalikan negara agraris ini memiliki kembali citranya.
Industri secukupnya, sektor pertanian perlu dibenahi dan dikelola profesional seperti di Australia dan negara-negara maju lainnya.

Saya pernah melihat video dimana ada sebuah lokasi perkebunan yang sangat-sangat bagus, bersih dan juga dikelola dengan profesional di negara Eropa. Luar biasa. Bisa dijadikan contoh bukan?

Pertanian dan perkebunan yang dikelola secara profesional, tentu akan menghasilkan komoditas yang berkualitas dan yang terutama memenuhi hajat hidup orang banyak.

Jagalah bumi pertiwi ini dari derasnya arus industri dan berbagai macam pabrik yang memproduksi sesuatu yang sebetulnya tidak banyak faedahnya. Maaf, pasti pelaku #foodcombining dan pro organic life paham betul apa yang saya maksudkan.

Seandainya kesadaran untuk menjadi petani profesional sudah ada di generasi penerus bangsa kita, tentu saja bukan tidak mungkin suatu hari nanti, Indonesia bisa swasembada pangan dan harga bahan pangan akan lebih murah lagi seperti di Turki misalnya - untuk buah-buahan lokal di Turki memang murah, ini referensinya dari seorang Emak Blogger yang tinggal di sana https://hosgoru.wordpress.com/2015/03/03/belanja-sayur-mayur-mingguan/

Sayur-sayuran segar. sumber: balesehat.com
Dan, yang lebih utama juga mengenai cinta produk lokal. Orang-orang Indonesia yang sudah berduit biasanya 'kemalan' barang branded dan sukanya barang impor. Padahal, kualitas untuk sayur dan buah impor, bayangkan sendiri aja sudah melewati berapa hari sejak dipetik hingga didistribusikan kepada konsumen. Bukankah lebih baik memilih buah dan sayur lokal? Takut pestisida? Bisa dicuci dengan cuka apel atau silahkan beli sayur organic. Sekarang sudah mulai banyak yang membudidayakan walaupun harganya masih relatif lebih mahal.


Kerajinan Tas di Tanggulangin sumber: pariwisatasidoarjo.com
Sedangkan untuk barang-barang branded seperti tas, sepatu, cobalah tengok di di Tanggulangin, Sidoarjo. Kualitasnya tidak kalah dengan produk branded yang dibandrol dengan harga puluhan bahkan ratusan juta. Harga yang bagi kami tentu tidak masuk akal. Sama-sama fungsinya kalau ada yang lebih murah dan berkualitas, kenapa tidak?

Jadi, marilah kita support produk lokal. Kita cintai produk lokal. Membeli produk lokal berarti kita menghidupkan pengusaha-pengusaha lokal kita. Tidak hanya barang, tetapi juga makanan dan hasil pertanian.

Dan saya juga memiliki harapan yang sangat besar kepada Bapak Presiden kita sekarang yang memiliki Nawa Cita. Semoga terwujud apa yang beliau cita-citakan. Dan semoga kehidupan semua rakyat Indonesia ini lebih baik dan makmur merata, tak ada kesenjangan yang begitu jauh seperti sekarang.. aamiin..

ps: Tulisan ini hanyalah opini semata, please CMIIW. ^_^
Reading Time:

@nieth_sweet