2016 - Dear Life, Affection, Hope and all ever happen...

Friday, December 2, 2016

Coban Rais Batu
9:06 AM0 Comments
Air Terjun Coban Rais
Sekian lama nggak camping, bulan Nopember ini akhirnya pergi nge-camp juga, walaupun sebenernya cuma 'ngintilin' suami yang lagi jadi pendamping siswa OSIS-nya LDK. Hehe..

Kebetulan juga saat itu aku posisi sudah di Batu, Royal Orchid, karena baru selesai kegiatan Workshop Kantor.
Good morning from Royal Orchid Swimming Pool yang bikin pengen nyemplung ;)
Sabtu pagi, tanggal 19 Nopember, memanfaatkan pagi dengan jogging ringan menikmati segarnya udara Batu yang masih jauh dari polusi (perbandingannya dengan Surabaya sih ya). View di Royal Orchid Garden memang sangat cantik, sesuai namanya.
Start my morning run :D
 Entah kenapa pagi itu bener-bener yang pengen berolahraga. Setelah sebelumnya senam ringan di kamar, jogging, dan gak ketinggalan foto-foto, setelah itu baru sarapan buah.
Sarapan buah aja maunya, tapiii kepincut telor mata sapi juga :))
Alhasil ritual ke belakang pun jadi lancar jaya. :)))

Tak lama kemudian suami datang menjemput, so prepare packing dan kemudian kita pergi ke Camping Ground Coban Rais Batu.

Karena para pembina dan siswa OSIS sudah lebih dulu bermalam disana, beberapa camp terlihat sudah berdiri. Mereka pun sedang melaksanakan rangkaian kegiatan LDK yang berlangsung sampai hari Minggu pagi.

Kali ini LDK dilaksanakan secara mandiri oleh siswa OSIS tanpa ada tim outbond dari pihak ketiga. Siswa merancang sendiri kegiatannya kemudian Bapak Ibu Guru Pembina tinggal memberikan arahan, masukan dan juga pengawasan.

Anak-anak OSIS tahun ini lebih mandiri aku rasa.

Kemudian hujan turun.. deras... Saat masih mendung, anak-anak sudah bersiap mengamankan barang-barang mereka yang belum masuk ke dalam tenda. Mereka juga menggali sedikit tanah di samping tenda untuk jalan masuk air, semacam selokan darurat, supaya air hujan tidak sampai masuk ke dalam tenda.

Saat hujan adalah saat yang tepat untuk tidur di dalam camp yang paling aman. Hahahaha... Yah tidur-tidur ayam laah.. masih kedengeran suara-suara di sekitar yang lagi pada makan..

Alhamdulillah hujannya hanya sebentar. Maghrib setelah shalat maghrib berjamaah dan juga makan, acara api unggun dimulai.

Rasanya seperti bernostalgia ke masa-masa sekolah dan masa-masa masih ikut Pecinta Alam. Haha.. 

Keesokan harinya, Minggu adalah hari terakhir kegiatan LDK ini. Pagi setelah shalat subuh, olahraga ringan, mandi dan sarapan, para peserta pun membereskan camp serta barang-barang mereka.
Suatu pagi sama-sama belum mandi :)))

Baru setelah itu kita tracking menuju ke Air Terjun Coban Rais.
Bersama`Pasukan Alumni OSIS di barisan belakang

Kurang lebih kita membutuhkan waktu 30-45 menit berjalan dari camping ground menuju ke air terjun. Setelah sampai disana.. fiuhh.... air terjunnya dingiiin.. tapi sangat menyegarkan..
Ini masih hampir sampai, little waterfall

Awalnya enggak mau basah-basahan dan memilih  untuk duduk-duduk saja melihat air terjun sambil sarapan buah apel yang aku bawa. Sambil cekrik-cekrik sebisanya.
Thank you hubby ^_^
Tapi hati ini penasaran juga dengan air terjun yang deras itu, huhu.. Akhirnya basah-basahan lah kita.. Awalnya kedinginan dan gak mau lagi. Tapi setelah itu malah keenakan. Haha..
Yaudahlah setelah puas, saatnya kembali ke camping ground. Mandi, ganti baju lalu pack barang-barang bawaan pribadi, setelah itu cus deh pulang..

Mampir dulu ke KUD Susu Murni Pujon yang selalu ramai di alun-alun. Kemudian kita juga makan siang di Sinjay Karangploso, baru setelah itu kita benar-benar pulang dan beristirahat.

Weekend ini memang lelah, tapi sangat menyenangkan. Pulang-pulang malemnya pijet karena besok pagi balik Surabaya.

Haha..

See ya next post guys!

Reading Time:

Saturday, August 27, 2016

Telepon dari Nomor 021 29752300
11:01 AM0 Comments

Beberapa kali, sejak di tahun 2016 ini, dapat telepon dari beberapa nomor asing.

Dulu pernah sih di akhir tahun 2015, tapi memang dari CS-nya Prudential yang karena sesuatu hal terpaksa pembayarannya aku tunda. Jadi semacam diingatkan gitu.

Nah, suatu hari dapat telepon dari nomor Jakarta yang gak dikenal:

021 29752300

Begitu diangkat, dia tahu gitu data-dataku, nama dsb. Nasabah BNI dsb, terus ngomongin asuransi.

Gelagat udah ga enak ini ngomong panjang lebar jelasin ini itu, akhirnya aku bilang maaf, saya sdh punya asuransi. Dan akhirnya dia tutup telponnya.

Eh, beberapa hari kemudian ada lagi telpon..

021 30413200
021 30413500

021 21881000

Kali ini aku malas mengangkatnya. So, aku liatin aja itu nomor telepon di layar HP dan aku searching di Google. Ternyata? Banyak banget complain soal ini.

Telemarketer Asuransi Cigna.

Well well..

Saran aja,, Hati-hati kalo sudah terlanjur angkat telepon dari para telemarketer ini atau mungkin juga ada yang nawarin kartu kredit. Pokoknya jangan sampai bilang IYA. Hati-hati kadang mereka ngomongnya suka menjebak dan membawa kita sampai pada kesimpulan mau jadi nasabah.

Kalo udah gitu berabe nanti. Bisa-bisa auto debet dsb.

Langkah paling aman sih, cari tau dulu nomor telepon di google sebelum diangkat. Kalau terbukti bukan nomor-nomor yang perlu dihindari mungkin boleh lah diangkat.

Semoga teman-teman lebih berhati-hati dan waspada ya!:)
Reading Time:

Sunday, July 3, 2016

Short trip to Jakarta
10:51 AM0 Comments
 Wedding Wishes
Wedding Wishes for Monik and Gilang
Call it a trip, but exactly it's not that kind of so... (BTW this is a very very late post!)

Sudah direncanakan jauh-jauh hari, kepergian ke Jakarta ini adalah untuk menghadiri pernikahan salah satu sepupu aku. Usia kita sama, kalo orang jawa bilangnya 'sepantaran'. Monika Anggraini namanya. :) Acaranya tepat di hari Sabtu, 28 Mei 2016.

Waktu SMP sampai lulus kuliah dia bersekolah di Malang, tepatnya di SMPN 6 Malang, SMAN 9 Malang, baru di STIE Malangkucecwara atau yang lebih dikenal dengan sebutan ABM. Setelah lulus dia ke Jakarta untuk meniti karir sehingga se-sukses sekarang.

Sekian lama tak pernah bersua, acara pernikahannya yang dipenuhi lika-liku dalam mewujudkannya tentu saja menjadi moment yang teramat spesial dan luar biasa. Once in a lifetime I hope..
Dan, saya pun mengajak suami untuk bisa datang kesana karena informasi acara nikahan itu sudah dilempar jauh-jauh hari oleh si Monik.

Sekitar April, mulai memantapkan diri untuk beli-beli tiket, karena menanti informasi Prajab yang belum jelas entah kapan akan dipanggil. Berencana berangkat naik KA Gumarang saja, dan pulangnya baru naik pesawat (kebetulan dapat promo) Sriwijaya Air.

Murah meriah lah, PP berdua suami cuma habis 1,2 jt-an..

Well.. Prepare banyak hal, termasuk rencana ijin (andai diperlukan). Menyiapkan kado dengan tema yang beda, karena untuk orang seperti dia yang saya yakin dia mampu beli apa aja yang dia mau, kado tentu saja harus yang berkesan. Not just a 'thing', it must have some 'meaning'.

Awalnya mau pesen pigura secara online dan custom di pictalogi.com dengan diisi custom pic dan ucapan Happy Wedding, tapi karena tanggalnya udah lumayan mepet, terpikirkan sesuatu yang lain tapi masih bisa dibilang unik.

Pilihan pun jatuh ke sebuah ide untuk mengumpulkan foto-foto dalam sebuah album dari saudara-saudara yang ada di Malang terutama untuk berfoto dan memegang kertas ucapan selamat menikah kepada Monik, karena hanya sedikit perwakilan kami dari Malang yang akan kesana untuk support dia.

Well.. Cukup seru juga acara ngumpulin foto dadakan ini, karena yeah selain di sela-sela kesibukan, dan jarak saudara2 yang nggak memungkinkan bisa ketemu. Alhasil percakapan via WA, BBM-lah yang cukup membantu  saya dalam mengumpulkan materi-materi untuk diedit dan dicetak dalam album kado nanti.
Salah satu penampakan daripada kado album untuk Monik
Taraaa... Kadonya dah dibungkuss rapi.
Everything was prepared.. and finally the day is coming.. Hari dimana akan berangkat ke Jakarta, Jumat 27 Mei 2016 sekitar kurang lebih jam 15.00 dari Pasar Turi. Beruntung aku menjadi salah satu panitia Rakerpim PTS 2016 yang diadakan mulai 25-27 Mei di JW Marriott, so di hari Jumat itu sekitar jam 11 aku sudah bisa free.

Bergegas ke rumah Tante Cicit (meet up with bojo), naruh salah satu motor di rumah Tante, dan kemudian naik motor ke Terminal Purabaya. Parkir motorku di tempat parkiran biasanya. Kemudian dari Terminal ke Stasiun Pasar Turi kita naik Bus Kota Patas P5. Cukup cepat karena jalannya via tol Demak. Turun depan PGS, dan naik becak ke Stasiun. Yess, sampailah kita dan masih ada waktu sekitar setengah jam untuk duduk santai.

AC Kereta Gumarang cukup dingiiin.. tidur pun seperti kurang nyenyak karena kebangun berkali-kali. :D Tapi untuk toilet di KA-nya harus saya akui sudah lebih bagus sekarang. Kebersihan kereta juga demikian. Tiap berapa menit sekali ada petugas yang mengambili sampah dari gerbong ke gerbong.

Sempet kabar-kabar dengan Mami (Bude Emi yang lebih sering dipanggil Mami sama kita-kita) yang udah di hotel deket venue besok dan kabar-kabar sepupu baik, mbak Nana yang emang stay di Jakarta.

Hampir subuh, sedikit terlambat dari jadwal yang menuliskan kita akan sampai di Stasiun Pasar Senin sekitar pukul 03.00 lebih dini hari, kita menginjak Stasiun Pasar Senin sekitar pukul 04.00 kurang. Untung Subuhnya di Jakarta jam lima an,, Jadi kita shalat Maghrib dan Isya di jam mendekati waktu Subuh... -_-

It's better late than never right?

Setelah itu, sempet mau pesen uber, tapi orangnya lama banget, jadi cancel. Kita pun memutuskan naik taksi aja. Sempet ditawari taxi avanza (yang ga resmi), masak iya dia nawari 75rb. Kan deket jaraknya Pak, aku bilang gitu, dan kemudian mencari taksi lain, sampai ada taksi biru, Blue Bird yang melintas. So here we go. Lebih baik naik taksi yang sudah jelas reputasinya. BTW cuma habis gak sampai 20rb dari Senen ke Ibis Arcadia waktu itu kita turunnya. :)

Kita menuju Jakatta pusat, deket Monas kebetulan hotel tempat menginap Bude Emi, Pakde Hasan, dan juga manten dan keluarga, tepatnya di Ibis Tamarin.

Kita Subuhan dan numpang mandi & merem sebentar (mas bojo) di kamar Mami dan Pakde yang udah harus ke Wisma Antara untuk make up.

Setelah prepare dan sempet ngobrol dengan Mbak Heni di kamar sebelah (mereka terbang dari Aceh dan baru nyampai semalam juga), kita pun siap-siap ke Akad Nikahnya  Monic & Gilang.
Akad Nikah 28 Mei 2016 - Monika & Gilang. Sah!
Sekitar pukul 09.00 lebih waktu setempat, akad nikah  berlangsung lancar dan khidmat, di Auditorium Adhiyana, Wisma Antara. Sah sudah..Barakallah Monic & Gilang!! Semoga berkah pernikahannya sampai maut memisahkan, aamiin..
Prosesi dengan Adat Sunda
Setelah itu prosesi adat Sunda, yah cukup unik juga menurutku karena memang belum pernah melihat langsung sebelumnya. :D Kemudian kita makan pagi sesudah berfoto-foto dan santai sampai siang.
Salah satu wedding decornya Monik. Bagus banget BTW gak sempat moto semua..
Balik hotel untuk ganti baju (bawahan tepatnya) pake jeans aja, kita pun packing barang2 dan sekalian check out. Rencana berikutnya aku dan suami akan ke Pluit, ke Apartemen Mbak Nana, sedangkan keluarga Mami & Mas Febi akan ke kerabat Pakde Hasan di Jakarta Timur.

Siang kita say goodbye dan pesan taksi, btw disini kita kemana-mana naiknya Blue Bird, gaya banget deh, karena tarifnya relatif murah.. Kita gak sempet nyobain namanya Uber karena males nunggu orderan. Jadi seadanya taksi aja dipanggil karena di jalanan Jakarta ini gampang banget nyari taksi. Haha..

So, here we go,, sore kita nyampai di Pluit. Kita diarahkan mbak Nana ke Apartemennya, Apartemen Green Bay Pluit Tower G, yang bersebelahan persis dengan Baywalk Mall.

Sore meet up ada Rino, mbak Nana dan mbak Sari. Mandi-mandi dulu dan kemudian Mb Nana ada ide kita untuk makan bebek dan nonton Warcraft nyang Premiere. Mumpung malem minggu..
Kemana lagi kalo nggak di deket situ, tinggal jalan aja..ke Baywalk Mall. :D
Di Duck King, ada Rino, mbak Nana and Mbak Sari. x)
Biar agak kekinian. :))))
Difotoin mbak Nana, buat kenang2an katanya :)))
Seneng banget bisa visit mbak Nana di sana, udah berapa taun coba di Jakarta tapi sekalipun belum pernah kesana aku..  Walaupun sebentar tapi it's okay lah.. Memanfaatkan moment walaupun singkat :D
My Partner in everything :*
Sampai malam masih muter-muter mall gitu makan pancake durian dan nongkrong.. Akhirnya jam 11an kita balik kamar apart.. Tepar sudah setelah bersih2 muka dan beribadah..
View from My Sist Apartemen. Green Bay Pluit Tower G in the morning.
Paginya, yeah time to go home with flight at 13.00. Dimarahin mbak Nana kenapa kok ambil flight yang siang, gak malem aja.. Wkwkwk.. Mikirnya takut ada delay dsb, biar bisa istirahat juga nyantai dulu sebelum kembali kerja besok Seninnya. Apalagi mas Bojo harus ke Malang lagi..

Well, sarapan pecel dulu di Depot Pojok Tambak Bayan daerah PIK dianterin mbak Nana kali ini kita, gak perlu naksi hehehe.. Dan kemudian dianterin pula ke Bandara.. Sambil nunggu waktu, ngobrol-ngobrol lagi di Solaria.
Sebenernya ini foto kemarinnya x) Me, Mbak Nana and Mbak Sari
Disinilah aku jadi tau betapa hebat perjuangan seorang Mbak Nana, dari 0 di Jakarta sampai bisa seperti sekarang. Dia adalah wanita yang kuat, tangguh, dan berjiwa laki banget. Haha.. Strong banget suwer.. Salut banget dengan semua yang udah dia lalui.. Sekarang sudah lebih baik keadaannya mbak Nana, yang tak lepas dari kerja kerasnya hingga saat ini. :)
Waiting for the flight...
Well.. See you next moment Jakarta..
Kotamu begitu hangat, dan Alhamdulillah gak kena macet ketika sedang disana,mungkin karena weekend, gak sesibuk hari kerja. :D

Terimakasih untuk sambutan hangatnya, untuk Monik & Gilang, untuk Mbak Nana, Mbak Sari, Rino.

Thank you so much..

The love of a Family is life's Greatest Blessings..
Reading Time:

Saturday, May 14, 2016

Omah Kayu di Paralayang Batu
5:00 PM0 Comments
Welcome to Omah Kayu

Hai guys, uda pernah denger Omah Kayu yang ngehits itu kan?

Saya udah lamaaa banget nggak ke Batu sejak saya di Surabaya. Dan beberapa tempat yang ingin saya datangi salah satunya adalah Omah Kayu di Paralayang ini.. So akhirnya nyempetin kesana berdua suami setelah kondangan nikahan salah seorang sahabat waktu PPGT di Dome UMM, tepatnya hari Minggu tanggal 10 April 2016.

Lokasi Omah Kayu itu dimana sih?

Untuk yang belum pernah kesana, gampang aja. Ke Batu arah Songgoriti ya. Nanti lewat Songgoriti lurus aja mau ke arah Pujon, nah nanti ada petunjuk jalannya belok ke kanan arah Paralayang, Gunung Banyak.

Jalannya ada yang cukup menanjak, jadi pastikan aja motor atau kendaraan yang dibawa kuat untuk tanjakannya. Saran saya lebih enak bawa motor aja karena nanti naik ke Paralayangnya jalannya nggak lebar. Kecuali udah expert sih, silahkan aja.. :D

Dulu, Wisata Paralayang itu nggak kayak gini. Jadi emang bener-bener khusus untuk Paralayang aja. Dari pagi sampe malem tetep dibuka. Kalau untuk Paralayangnya sendiri cuma dari pagi sampai sore aja. Tergantung cuacanya juga. Tiket pun nggak ada, cuma bayar parkir aja dan pengunjungnya biasa aja. Ya cukup banyak tapi nggak membludak kayak sekarang.

Kalau malem bisa menikmati pemandangan kota berupa lampu-lampu kota Batu dan sekitarnya yang terlihat sangat indah dari atas Gunung Banyak. Jujur saya sendiri belum pernah sampai malam disini. Hihi.. Beberapa kali kesana cuma pernah pagi sampe sore aja.

Dan sekarang, wisata Paralayang dikembangkan lagi dengan ditambah objek berupa Omah Kayu. Jadi kalau kita baru datang nih, kita bayar sekitar 5000 per orang untuk masuk area Paralayang, Gunung Banyak. Nanti bayar untuk parkir sendiri. Pengunjungnya semakin banyak sehingga parkiran pun terasa penuh sesak sekarang.

Nah, kalau ingin mengunjungi Omah Kayu, ada loketnya lagi juga. Tapi murah kok. Beneran. Wisata di Batu yang alam-alam gini mana ada sih yang mahal.

Paling yang bayarnya banyak malah wisata-wisata artificial semacam Jatim Park, Eco Green, Secret Zoo, Museum Angkut dan sejenisnya. Karena pembangunannya sendiri udah makan biaya besar dong ya berikut perawatannya.. :P

Nah balik lagi ke Omah Kayu Paralayang, kita akan disuguhi dengan pemandangan yang cantik dengan Rumah Pohon yang bisa kita capai dengan berjalan menyusuri jalur yang disediakan. Ada beberapa rumah pohon yang bisa disewa layaknya penginapan, ada juga yang hanya berupa tempat untuk duduk-duduk sambil foto saja. Angle pengambilan foto bisa diambil dari berbagai macam tempat. Dari rumah pohon yang satu ke lainnya.
Salah satu spot di Omah Kayu foto: www.ganisrumpoko.wordpress.com
Saran saya sih kalau kesini mending di hari biasa.. Jangan weekend deh.. Karena saya seorang pekerja yang mau nggak mau cuma bisa libur saat weekend. Jadi ya waktu bisanya kesana pas waktu rame banget. Gak bisa nongkrong lama gitu, cuman ambil foto sebentar, kemudian harus gantian dengan para pengunjung lain yang pengen foto-foto juga.

Difotoin suami. Bagus ya viewnya. ;)

Untuk paralayangnya sendiri tarifnya sekitar kurang lebih 300k, jaman saya ulang tahun ke 25 dulu pernah secara gak sengaja ketemu rekan kerja yang juga seorang atlet paralayang. Jadilah saya secara cuma-cuma bisa merasakan tandem. Menikmati keindahan alam di bawah Gunung Banyak. Pengalaman yang tak terlupakan :D

Dan yeah sesi foto-foto dengan suami kali ini hanya bermodalkan phone camera. Tidak banyak yang bisa kita ambil karena ramainya pengunjung juga.

Minta tolong difotoin orang sih.. hihi.

Difoto dari atas.. sayang pas nggak sepi.. Jadilah demikian.. :P

Tapi, senenglah kita sudah berkunjung kesini. Karena itu kali pertama kami berdua kesana. Hehe.. x)

Thank you hubby for accompany me there..
Reading Time:

Friday, April 8, 2016

Jogja Tour with SMK PGRI Singosari
4:47 PM 9 Comments
Tim Mbolang :D
 #Latepost, ke Jogjanya udah Februari, di postnya 2 bulan kemudian. Hihihihi

Sejak tahun 2007 mulai magang sambil kuliah dan tahun 2009 mulai mengajar (masih sambil kuliah), baru kali ini diadain rekreasi resmi dari sekolah. Yah, karena suami masih ngajar disana, so sebagai istri tentunya otomatis dapet jatah ikut lah ya. :)

BUS 4

Memilih long weekend di awal February, Jadilah kita berangkat rombongan 4 bis dengan tim tour  travel start from Rumah Makan Kantri di hari Jumat malam, tanggal 5 Februari 2016, sekitar jam 7.30 PM diiringi hujan sejak sore hari yang tak kunjung reda.

Perjalanan malam, seperti biasa tidur aja lah di jalan. Hampir tengah malam, ketika kita berhenti di  Rumah Makan Surya Saradan untuk makan malam dan Isyaan. Well.. for me it's too late for dinner, so I just take few piece of watemelon sambil nemenin suami makan.. :D

Next lanjutin perjalanan dan subuh sudah sampai di sebuah Masjid di Jl. Raya Solo, aku gak begitu jelas namanya, karena sudah langsung wudhu shalat, selesainya kemudian baru antri ke kamar kecil..

Perjalanan dilanjutkan lagi dan the next stop is Rumah Makan Grafika Jogja. Aku lupa-lupa ingat kayak pernah kesini ya.. Ah lupa lah.. haha.. Dan disini kita sarapan sekaligus mandi bagi yang ingin mandi.. Sebelum berangkat sarapan, aku makan buah dulu.. Dan kemudian antri laah.. antri yang cukup panjang karena di long weekend kali ini banyak sekali yang menuju ke Jogja dari berbagai kota.. Bisa dibayangkan deh betapa akan penuhnya Jogja nanti?

Setelahnya kita kembali ke bus.. Tour guide di bus kami, kebetulan aku dan suami dapat bus no 4 - yang komplit ada toilet dan smoking areanya, tour guidenya pun oke punya. Orangnya lucu, ramah, dan banyak bercerita sepanjang perjalanan yang berkaitan tentu saja dengan wisata-wisata dan juga kebudayaan Jogja. Menambah wawasan dan mengalihkan kebosanan saat jalan terkena macet yang luar biasa.

Jadwal tour kami awalnya Sabtu ke Gua Pindul dan Pantai Indrayanti. Setelah tour guide kami mendapat info mengenai penuhnya pengunjung Gua Pindul pada hari Sabtu itu maka jadwal Sabtu dan Minggu pun di-switch. Jadilah kami menuju ke Wisata Merapi terlebih dahulu. Nah, so excited! Karena aku belum pernah.. x)

Wisata Volcano Tour

Begayaan dulu lah walaupun belum bisa nyetir :)))
Bus parkir di tempat parkiran dimana sudah ada beberapa jeep yang menanti kita. Karena ada banyak orangnya, maka dibagi menjadi beberapa kloter sampai terpenuhi. Aku sudah ikut di kloter pertama satu jeep dengan suami, Pak Prima dan putrinya, Rina plus Putra Pak Hari di depan.

Naik jeep berasa di-kocok2 karena memang medannya luar biasa sulit. Off road abis! Seru banget karena pemandangan yang indah di sekeliling kita, termasuk para pengambil batu dan pasir yang sibuk bekerja. :D Jangan lupa bawa masker sebelum mulai naik jeep, kalaupun nggak bawa banyak kok yang berjualan di situ. Karena jelas debunya lumayan.

2010 saat erupsi Merapi yang telah berlalu... saat 2012 pertama kali berkunjung ke Jogja dan sempat sedikit melihat-lihat bekasnya di dekat daerah rumah Tante, masih kering berdebu. Sekarang sudah hijau.. Tanda-tanda kehidupan..

Kelihaian pengemudi jeep membawa kita melewati indahnya sisa-sisa erupsi Merapi. Kurang paham berapa harga untuk tour ini karena kita sepaket dengan tour Jogja. Yang jelas kita berhenti di tiga titik untuk Merapi Tour kali ini. Oh iya mungkin Wisata Merapi ini lebih dikenal dengan Wisata Volcano Tour. Wisata ini memang terbilang baru di Jogja. Kurang lebih mulai tahun 2011.

First stop di Merapi Tour ini adalah di Museum Sisa Hartaku. Di sini ada sebuah rumah yang dibiarkan begitu saja pasca erupsi. Barang-barang peninggalannya ada yang dibiarkan, ada yang disusun sehingga tertata rapi untuk pengunjung yang akan melihat-lihat. Ada hewan ternak yang tinggal tulang seperti sapi, ayam. Ada sebuah jam yang dibiarkan mati dan detak jam menunjukkan waktu saat erupsi terjadi.

Memasuki rumah ini tentu saja membuat kita seperti kembali ke 6 tahun yang lalu saat erupsi, Ada foto-foto yang menunjukkan saat kejadian. Ada pula peninggalan dari pemilik rumah seperti buku-buku sekolah, jadwal pelajaran, alat-alat dapur yang semuanya nampak gosong dan berubah bentuk bekas gempuran lava.

Puas melihat-lihat dan sedikit berpose di sini, kita juga bisa membeli oleh-oleh seperti kaos, topi, dan aksesoris lainnya yang dijual oleh beberapa toko di depan Museum Sisa Hartaku.
Salah satu view di Bukit Alien :D

Setelah itu kita kembali melanjutkan perjalanan dengan jeep. The second stop is Batu Alien. Di situ ada sebuah batu yang mirip dengan alien. Dan konon katanya tidak bisa dipindahkan. Alih-alih foto dengan batu, kita malah berfoto-foto cantik dengan pemandangan yang indah karena cuaca juga sangat cerah saat itu. Background gunung merapi yang gagah pun terasa sangat dekat.
Love the view ;)

Dari Batu Alien kita beranjak ke Bunker. Bunker yang dipakai untuk menyelamatkan diri pada saat kejadian erupsi itu pun tak bisa menahan panasnya lava. Kita mencoba melihat dalamnya bunker yang dingin, gelap dan pengap. Berpose di tangga bunker, kemudian naik ke atasnya. Pemandangannya juga luar biasa indah, Masyaallah..

Panasnya matahari membuat kita haus. Dan memang tepat sekali karena di dekat bunker, ada banyak sekali penjual. Baik makanan, minuman, maupun oleh-oleh lainnya berupa kaos, topi, dan aksesoris lainnya.

Well.. kembali ke parkiran bus, kita menunggu kelompok-kelompok lain yang masih belum kembali. Masuk Dhuhur, kita shalat di Masjid kecil di di dekat area parkiran. Begonya waktu itu nggak
kepikiran buat Jama'. -_-

Setelah selesai Wisata Merapinya, kita makan siang menu gudeg di Gudeg Bu Tjitro. Ini enak bingits. Apa akunya yang kelaperan yah? Hahahha.. Cuman sayang sedikit sayang, wastafelnya di lantai 2 kurang lancar airnya. Suka mati-mati pas dipake cuci tangan. :)

Next trip..Where do we go now??

Museum De Mata
 
Yess.. Yang pernah nyobain 3D Trick Art yang berlokasi di Taman Parkiran depannya Taman Hutan Kota Wisata Batu mungkin tau ini ya.. :) Semacam itulah. Cuman, lebih luas, lebih banyak aja objeknya.

Tapi sedikit sayangnya bukan lukisan seperti di Batu, di De Mata menggunakan 3D Digital Printing. Yah tapi lumayanlah not bad untuk take a picture.
Menjadi Hermione :D

Gak begitu banyak ambil foto disini. Karena udah rame banget pengunjung dan kita bener-bener run out time. Jam setengah 5 lebih kita beranjak dari De Mata untuk ke Malioboro.
Seolah-olah dimana? Yup, kayak di Taman Sari :)

Long weekend memang seperti blunder. Dimana-mana macet deh di Jogja. Gak nemu parkiran di Area Malioboro membuat kita terpaksa muter-muter dan akhirnya berhenti dulu untuk sekalian makan malam + shalat Maghrib di Ambar Ketawang Resto.

POP! Hotel

Setelah selesai dinner, supaya bisnya parkir dan kita nanti jalan-jalannya santai, kita langsung aja ke hotel. Kita menginap di POP! Hotel Sangaji yang lokasinya sangat dekat sekali dengan perempatan Tugu. Perempatan Tugu Jogja yang sangat hits untuk anak-anak muda berfoto-foto. Sampai-sampai kendaraan pengguna jalan sepertinya sudah maklum saja dengan kelakuan para muda mudi yang memenuhi jalan sambil berpose ria.
Penampakan Kamar di POP! Hotel. source: traveloka.com

POP! Hotel adalah salah satu Hotel yang mengusung konsep Go Green. Bentuknya minimalis dan efisien di kamarnya yang mengesankan "say no to pemborosan ruang tidak penting". Anda juga dilarang untuk merokok di dalam kamar kalau tidak ingin didenda 500rb. Wah, luar biasa bukan? Bener-bener konsep Go Greennya oke bingits!

MALIOBORO

Dari POP! Hotel menuju Malioboro kita berjalan kaki. Hitung-hitung sih olahraga ya setelah lama duduk di bis. Kalau yang udah capek atau bawa anak-anak bisa naik becak atau andong (dokar).

Malioboro di malam hari masih ramai. Para pedagang dan toko pun masih banyak yang belum tutup memanfaatkan antusias para pengunjung yang juga belum puas untuk berbelanja oleh-oleh.

Tersesat di antara para pria -_-
Waktu ke Malioboro, kesannya masih belum rapi, parkiran semrawut. Ramainya pengunjung semakin bertambah terutama saat liburan panjang. Sepertinya memang perlu ditertibkan khususnya untuk parkiran supaya kenyamanan pengunjung dan pejalan kaki lebih baik.

Beli oleh-oleh seperlunya, iya aku nggak kalap belanja. Udah bisa manage diri, hati dan dompet. Xixixixi.. Kalau dibilang pengen ini itu dan seterusnya sih ya jelas pengen laah.. Tapi kudu mikir panjang, perlu nggak sih, butuh nggak sih.. Kalo buat diri sendiri suka nanya gitu sekarang, sebelum terlanjur beli karena lapar mata dan kemudian mubadzir. Oh no.. we can control it right?

Malam semakin larut, kaki sudah capek. Mata minta dipejamkan. Jam 12an kita balik ke kamar dan kemudian tidur sendiri-sendiri.

Sungai Oya dan Gua Pindul

Tujuan di hari kedua di Jogja tentunya adalah Sungai Oya, Gua Pindul dan Pantai Indrayanti di daerah Gunung Kidul. Dulu sudah pernah sih ke rute itu bareng sama teman-teman Kanesa.

Setelah sarapan dan check out, kita mampir dulu ke Bakpia Pathok 25 yang masih baru buka dan fresh from the oven. Oke beli secukupnya dan jangan sampai over budget :))

Perjalanan menuju Gunung Kidul lumayan lama, padat pula sepertinya arah kesana.
Nih sedikit rekaman yang diambil dengan Kogan Action Cam. ;)

Dan ternyata, gila bangets ngets pegunjungnya berlipat-lipat dari kali pertama aku kesana. Oh noo.. saking padatnya jadi kurang bisa enjoy deh.. Dan BTW kita cuma tubing di Sungai Oya, gak semua orang mau jadi ada beberapa juga yang tinggal dan menunggu di area parkir bis.

Setelah Tubing dengan perjuangan, karena mas bojo nylametin seorang anak kelas 4 SD yang lumayan gemuk badannya. Dia tertinggal dan nangis karena gak berani sendirian tubing, so terpaksa dipangku ama bojo.. Wah.. seru-seru gimana gitu jadinya.. Hahaha..

After that, waiting for Tubing kedua di Gua Pindul. Dan karena pengunjung udah kayak dawet + antriannya juga masih buanyaaaak banget.. Kita putuskan untuk cancel. So kita mandi dan bersiap-siap lanjutin perjalanan setelah shalat Ashar..

Pusat Oleh-oleh Pak Kirun

Informasi dari tim tour yang mengatakan di Pantai Indrayanti mengalami kemacetan total, oooh long weekend emang gitu yaaah.. Akhirnya batal pula kita ke Indrayanti, dan kita mampir ke Pusat Oleh-oleh Pak Kirun sebagai gantinya.

Ada tiwul juga, bakpia telo, macem2 oleh-oleh juga, sampai ada cemilan jangkrik wuwuwu.. Beli bakpia yang telo buat tombo pengen, terus ngeronde menghangatkan badan di area parkirnya sampai menjelang sore.

Karena pulang lewat Solo, kita makan malamnya di Rumah Makan Taman Sari. Menunya biasa aja sih, cuma tempatnya yang besar bangets ngets...

So, selesai sudah tour kita ke Jogja. Capek, seneng, refresh. Harapannya setelah tour ini semangat kerjanya jadi nambah tentunya.. hehehe..

Anyway, kalo lagi tour gini pola makan jadi sedikit kacau, iya. Kalau di pagi hari nggak nemu buah untuk sarapan, aku sih makan aja lah toh lagi di perjalanan. Kalau masih ada buah walaupun sedikit, makan buah dulu baru makan berat minus prot hew. Apalagi kalo misalnya uda malem makannya, uda pasti minus prot hew yang bakal bikin pencernaan semakin berat saja.

So, kita sampai di Malang sekitar jam 6 atau 7 pagi. Balik ke kos dan beristirahatlah kita di Senin itu untuk kemudian recharge energi untuk kembali kerja besoknya..

See ya next post!

PS: sebenernya pingin posting setelah nunggu foto-foto yang cakep dari Tour & Travelnya, sayangnya gak muncul2.So cuma pakai dokumentasi HP seadanya saja.. Hihi.
Reading Time:

Friday, April 1, 2016

Indonesia Negeri Agraris, Cintailah Produk Lokal
3:37 PM0 Comments
Sumber Daya Alam Indonesia sumber: https://riesaakbar.files.wordpress.com
Indonesia, negeri yang kaya akan sumber daya alamnya.. Hampir semuanya ada. Itulah kenapa VOC dengan serakah selama 350 tahun menjajah dan menikmati sumber daya alam Indonesia. Menyisakan mental-mental terjajah..

Setelah negeri ini merdeka, penjajah malah muncul dari sang pemegang kekuasaan. Mereka menjajah rakyat dengan memakan uang-uang negara. Nikmat di dunia, rasakan saja pahitnya di akhirat kelak.

Bukan akan membahas mereka yang serakah, bukan. Tapi hanya ingin mengembalikan sesuatu yang sepertinya semakin ditinggalkan oleh derasnya industrialisasi dan modernisasi.

Indonesia adalah negara yang sangat kaya sesungguhnya. Tanahnya subur makmur segala macam tanaman, buah dan sayur mudah untuk didapatkan. Tetapi entah kenapa sektor pertanian semakin lama semakin sedikit. Termasuk juga minat anak-anak muda untuk berada di sektor tersebut, sangat jauh dari citra bahwa Indonesia adalah Negara Agraris - dulunya.

Ah, seharusnya sampai sekarang pun masih demikian.

Apalah daya, tanah-tanah yang dimiliki petani ketika tak ada yang mengurus lagi mereka lebih memilih untuk menjualnya. Tak ayal, para pengembang yang melihat prospek lebih menjanjikan untuk dibangun perumahan, hotel, mall dan seterusnya memiliki modal besar dan kuasa untuk membeli lahan-lahan tersebut.

Lalu apa akibatnya?

Jumlah manusia semakin bertambah yang berarti pasokan makanan juga harus bisa memenuhi kebutuhan. Apabila kurang? Salahkah apabila sampai impor? Karena di dalam negeri sendiri pertanian sudah tergusur oleh industrialisasi di mana-mana. Harga pangan mahal sementara BBM murah? Sungguh kebalikan dari negara Turki yang harga pangan sangat murah dibandingkan harga BBM yang sangaaat mahal.

Solusinya?

Dibutuhkan kesadaran-kesadaran kalian generasi penerus bangsa, mengembalikan negara agraris ini memiliki kembali citranya.
Industri secukupnya, sektor pertanian perlu dibenahi dan dikelola profesional seperti di Australia dan negara-negara maju lainnya.

Saya pernah melihat video dimana ada sebuah lokasi perkebunan yang sangat-sangat bagus, bersih dan juga dikelola dengan profesional di negara Eropa. Luar biasa. Bisa dijadikan contoh bukan?

Pertanian dan perkebunan yang dikelola secara profesional, tentu akan menghasilkan komoditas yang berkualitas dan yang terutama memenuhi hajat hidup orang banyak.

Jagalah bumi pertiwi ini dari derasnya arus industri dan berbagai macam pabrik yang memproduksi sesuatu yang sebetulnya tidak banyak faedahnya. Maaf, pasti pelaku #foodcombining dan pro organic life paham betul apa yang saya maksudkan.

Seandainya kesadaran untuk menjadi petani profesional sudah ada di generasi penerus bangsa kita, tentu saja bukan tidak mungkin suatu hari nanti, Indonesia bisa swasembada pangan dan harga bahan pangan akan lebih murah lagi seperti di Turki misalnya - untuk buah-buahan lokal di Turki memang murah, ini referensinya dari seorang Emak Blogger yang tinggal di sana https://hosgoru.wordpress.com/2015/03/03/belanja-sayur-mayur-mingguan/

Sayur-sayuran segar. sumber: balesehat.com
Dan, yang lebih utama juga mengenai cinta produk lokal. Orang-orang Indonesia yang sudah berduit biasanya 'kemalan' barang branded dan sukanya barang impor. Padahal, kualitas untuk sayur dan buah impor, bayangkan sendiri aja sudah melewati berapa hari sejak dipetik hingga didistribusikan kepada konsumen. Bukankah lebih baik memilih buah dan sayur lokal? Takut pestisida? Bisa dicuci dengan cuka apel atau silahkan beli sayur organic. Sekarang sudah mulai banyak yang membudidayakan walaupun harganya masih relatif lebih mahal.


Kerajinan Tas di Tanggulangin sumber: pariwisatasidoarjo.com
Sedangkan untuk barang-barang branded seperti tas, sepatu, cobalah tengok di di Tanggulangin, Sidoarjo. Kualitasnya tidak kalah dengan produk branded yang dibandrol dengan harga puluhan bahkan ratusan juta. Harga yang bagi kami tentu tidak masuk akal. Sama-sama fungsinya kalau ada yang lebih murah dan berkualitas, kenapa tidak?

Jadi, marilah kita support produk lokal. Kita cintai produk lokal. Membeli produk lokal berarti kita menghidupkan pengusaha-pengusaha lokal kita. Tidak hanya barang, tetapi juga makanan dan hasil pertanian.

Dan saya juga memiliki harapan yang sangat besar kepada Bapak Presiden kita sekarang yang memiliki Nawa Cita. Semoga terwujud apa yang beliau cita-citakan. Dan semoga kehidupan semua rakyat Indonesia ini lebih baik dan makmur merata, tak ada kesenjangan yang begitu jauh seperti sekarang.. aamiin..

ps: Tulisan ini hanyalah opini semata, please CMIIW. ^_^
Reading Time:

Saturday, January 9, 2016

Pesona Gili Labak
2:05 PM1 Comments
Tim Mbolang from SMK PGRI Singosari. Uhuy!
Bareng Tim Mbolang dari SMK Kantri, haha, kami memilih long weekend saat menjelang natal ke Madura untuk yang kedua kalinya, dengan destinasi yang berbeda. So, siapa aja pesertanya, tentunya ada Pak Prima, Aan, Bu Eko, Aku dan Suami, plus si Mardani yang udah ada di Sumenep.

Kalau pada liburan ke Madura sebelumnya hanya jalan-jalan di Keraton Sumenep dan Pantai Lombang, untuk trip kali ini kita menuju ke Pulau Kecil yang bernama Gili Labak.

Terus mau bilang makasih dulu ama suami aku karena udah beliin sandal gunung (baru pertama kali punya deh), karena dari dulu ngerasa belum butuh, ngerasa belum penting. Haha.. Dan dulu jadi anak PA waktu SMA aja naik ke Panderman makenya sandal jepit. Serius sandal jepit! :)))

Well, perjalanan dimulai hari Kamis, anyway waktu itu tanggal 24 Desember tanggal merah, Maulid Nabi. Dan semaleman sebelum itu aku ditemani suami di kosan Surabaya dalam keadaan badan panas dan sakit diare parah. Arrgh.. entah salah makan apa..

Tapi anehnya pas udah dijemput teman-teman dari Malang, waktu perjalanan sih udah was-was aja, jangan-jangan ntar masih kumat lagi.. Ternyata sampai Madura dengan selamat tanpa perlu ke Toilet.
I thanks God,, jangan-jangan perutnya ngerti lagi kalo mau diajak piknik. Hahahahha..

Sempet mampir di salah satu warung di Bangkalan yang dari luar seperti meyakinkan ternyata sangat mengecewakan, ya dari pelayanan, keramahan, kebersihan, huff,,, totally not recommended. Cukup sekali aja deh kesana..

So.. kita nyampai di Sumenep, rumah kawan baik di sekolah, Mardani, sekitar sore mau maghrib. Lega karena sudah sampai di 'rumah', Ini kedua kalinya kita ke rumah Mardani dan karena sambutan tuan rumah yang super ramah dan baik membuat kita feels like home jadinya. Haha..
Makan malam menu spesial masakan Ibunya Mardani.
Malem Jumat, istirahat aja sambil ngobrol-ngobrol, gak kemana-mana. Aku kumat lagi diarenya.. Dah dikasih super tetra dah besok paginya sama Ibunya Dani..

Jumat, berangkat ke Gili Labaknya sepakat setelah para pria ibadah shalat Jumat. Ini hal yang penting banget bagi kita tentunya, jangan sampai ibadah terlewatkan dalam kondisi apapun, insyaallah. Ya kali jaman dulu padang pasir, musafir pergi gak bisa liat arah,gak ada air, perginya berjalan. Sekarang sih sudah nyaman banget, mau pergi kemana-mana pake alat transportasi apapun ada, dan masjid juga banyak. So, kalo sekedar dijamak karena perjalanan jauh sih it's okay, asal jangan sampai terlewatkan. :) Itu.

So, here we go start a journey..

Ke Gili Labaknya ditemani sama saudara sepupu iparnya Mardani yang aslinya Talango dan juga nelayan, jadinya dia ngerti banget gimana cara mencapai Gili Labak dan gimana juga ntar kita bermalam disana.

Pengennya sih foto follow me kayak si Murad and Nataly Osman gitu :))) BTW ini di atas Ferry menuju Talango.

Ada dua cara menuju Gili Labak. Pertama naik kapal langsung dari Pelabuhan Kecil Kalianget langsung mendarat di Gili Labak. Cara kedua, kita hanya nyebrang 500 m menggunakan kapal ferry ke Pulau Talango dari Kalianget (hanya bayar sekitar 5000an), mobilnya ikut nyebrang juga tentunya. Dan kita lanjut perjalanan menyusuri Pulau Talango sampai ke tempat kita menyewa kapal yang bermuatan kurang lebih 10 orang untuk ke Gili Labak. Mobil diparkir di salah satu rumah penduduk yang dekat dengan lokasi kita menyewa kapal.
Me and Hubby, kapal menyeberang dari Talango ke Gili Labak.
Hampir satu jam (sekitar 45 menit) kita menyeberang dari Talango menuju Gili Labak. Waktu itu maghrib, yeah maghrib kita berada di atas lautan.. Nyampe sekitar Isya. Dan berjalan menuju salah satu rumah penduduk, kenalannya Abang tour guide kita (saudaranya Mardani). Kita bisa tidur dan menggunakan sebuah gazebo tertutup yang sepertinya biasa digunakan untuk beribadah.

Kamar mandinya seadanya tempatnya, yeah, karena disana juga airnya air payau ya, nggak ada air tawar yang bener-bener enak seperti di rumah sendiri, hihi. Tapi itu semua sudah cukup banget buat kita, karena kita dah biasa nge-camp mulai dari di Segara Anakan dan Pantai Gatra -Tiga Warna. Jadi tempat menginap yang kata mereka seadanya ini sudah lebih dari cukup untuk kita. Kan gak usah sewa tenda lagi iya kan. Hahahha.. :D

Setelah bebersih diri ganti baju, shalat. Kita makan malam dengan menu super duper spesial wkwkwkwk. Lontong, mie kremes (indomie), abon ayam.Haha.. Edan emang, tapi begitulah karena dari awal udah niatan camping so makanan kayak begitu sih udah biasa. Karena emang kita gak bawa kompor dan alat masak portable juga.

Teman-teman rencananya mau mancing ikan, tapi karena dah pada capek (dan males juga kayaknya) udang-udang kecil dari tambak Mardani nggak jadi kepake buat mancing. Alhasil malah dibuat sarapan keesokan paginya. Digorengin ama tuan rumah tempat kita numpang. Hahaha..x)
Good morning from Gili Labak!
Pagi-pagi, bahkan sebelum kita sarapan, kita jalan-jalan rencanannya mau take a picture of sunrise. Tapi karena nggak dapat alias ketutup awan dsb, akhirnya ya foto-foto biasa aja.
Maafkan kami ya narsis haha..!

Balik sebentar buat sarapan, kita kembali lagi buat jalan-jalan dan foto-foto. Baru sekitar jam 9 kita mulai snorkling.
Walk along the beach
The Mbolang Team

Salah di awal titik menuju lokasi snorkling yang membuat kita gak sengaja nginjak terumbu karang karena airnya masih agak surut. Ahh maafkan kami.. Disasarin mas guide yang ya ampun,, nggak perlu pake pelampung dia udah enak banget berenang kesana dan kesini make sandal jepit. So wow!
Ini si suami menyelam. The best pic kayaknya yang ini.
Suami aku tuh ya juga pinter berenangnya, dan dia make itu sendal gunung masuk pun bisa aja. Aku sih nyeker, alesannya ya karena takut malah ngerusak karang aja kalo make alas kaki, Taunya kaki bisa sakit kena tajem-tajemnya terumbu karang. Haha.. Gpp deh..
Ini susah banget mau nyelam, berasa balik ke atas terus. Jadinya gini deeh :))
Anyway pemandangan di bawah laut Gili Labak ini bagus banget, ikannya warna warni dan banyak. Yah walaupun warna terumbu karangnya mungkin nggak warna warni banget tapi masih cantik dilihatnya.. ;) Sayang ikannya cuma dikit yang mau difoto :)) Ya kali manusia narsis!
Hello Fish!
Ini si Mardani nyelam. Bagus juga ini fotonya. :D

Well, ini kedua kalinya snorkling, sedikit terganggu dengan snorkle yang kurang rapat dan menyebabkan air masuk ke kaca google. Well akhirnya tukeran snorkle ama suami. Dia sibuk poto-poto pake underwater kogan action cam dan motoin teman-teman juga, sampai akhirnya kehabisan batrai. Haha.. Sekitar jam 11an kita mulai merasa cukup berenang dan snorklingnya kemudian menepi.

Mandi, ganti baju dan prepare packing. Kemudian makan siangnya kita tunda kalau nyampai di Talango. Beribadahnya mampir di rumah abang guide yang masih deket banget dari tempat parkir mobil kita di Talango.
Ini lokasinya di sebuah bukit kecil di Talango. Entahlah gak jelas namanya. Tapi bagus spotnya buat take a picture.

Konon si Bu Eko kepingin makan rujak di Talango. Wkwk. Dan akhirnya sih kita baru makan sore di dekat Kalianget karena rujaknya tutup. Alhamdulillah baksonya enak dan recommended.

Setelah dari pantai mulailah  ngerasa gosong. Haha.. ya gitu terus aja anak petualang. Gak kemana-mana kulit biasa, habis gitu tour lagi, gosong lagi. Setiap tahun mesti ada jadwal mantai. Ini yang bikin kulit jadi eksotis tapi tetep manis. Fufufufu..

Kita istirahat sejenak di rumah Mardani. Malem masih disuruh makan deh sama ibunnya. Dan seperti yang kita rencanakan, kita perjalanan malam balik Malang dan aku ke Surabaya. Ya itu di hari Sabtu malam. Jadi hari Minggu pagi udah nyantai-nyantai di kosan aja.

Suami maen COC (habitual activity) dan akunya paling nyandar aja. Sempet keluar di Minggu malam ke Galaxy. Makan di AW karena suami mau ketemuan ama murid basketnya dulu. Uyeah, sempet ditawari Talk Fusion. Ew.. Nggak deh mending. Modal besar, produk pun masih banyak yang free di luaran, dan internet di Indo jelas belum bisa ngedukung. Menurut aku itu lebih ke Money Game.

Menutup tahun 2015 dengan penuh syukur. Begitu banyak hal yang terjadi dan menjadi tantangan bagi aku secara pribadi maupun dalam bahtera rumah tangga aku dan suami, cieh. Alhamdulillah kami berdua selalu bisa mengatasi perbedaan dengan indah dan damai, haha. Suka duka kami lewati bersama dengan rasa syukur dan tentu saja kami akan selalu siap dengan berbagai tantangan-tantangan ke depan yang jelas akan selalu datang selama nafas masih berhembus.

Welcome 2016. ^_^
Reading Time:

@nieth_sweet