April 2018 - Dear Life, Affection, Hope and all ever happen...

Monday, April 30, 2018

Tua itu pasti, dewasa itu pilihan
9:59 AM0 Comments
Maturity
Kita sering dengar kata-kata itu ya nggak sih?

Usia akan terus berjalan seiring waktu.. Tetapi, menjadi dewasa tidak ada hubungannya dengan bertambahnya usiamu. Itu adalah pilihan. What would you like to do.

Banyak anak atau orang yang dibesarkan dengan cara dituntun, dimanja bahkan dengan fasilitas terbaik. Hal-hal tersebut mempengaruhi sang anak kelak ketika suatu hari harus memutuskan sesuatu sendiri, ketika harus mengurus sesuatu sendiri. Bisakah dia lakukan hal tersebut? Atau masih harus ditemani, bergantung entah kepada orang tua atau saudara tua lainnya.

Hal kecil dan sepele seperti memilih sekolah, mendaftar ke sekolah yang tingkatnya lebih tinggi.

Ketika saya lulus SD, saya sudah terbiasa mandiri. Daftar ke SMP sendiri, mencari informasi apa saja yang diperlukan. Dan memantau pengumuman tiap beberapa hari untuk memastikan masih memenuhi syarat kah untuk diterima? (nilai NEM masih menjadi syarat mutlak masuk di sekolah favorit)

Begitupun saat lulus SMP, memilih SMA mana yang akan dituju, sampai dengan daftar segalanya dilakukan sendiri. It's not a complicated thing if we know and read all the guide. 

Memutuskan untuk tidak lagi minta uang pada ortu saat lulus SMA juga menjadi salah satu hal yang penting saat itu. Karena mau tidak mau harus bisa mengatur pemasukan dan pengeluaran sebaik mungkin.

Memutuskan untuk bisa kuliah dan kerja juga. 

life is tough, so we must be tougher than the rest..

Well.. seperti dibiarkan melakukan banyak hal sendiri ketika dirasa sudah cukup dewasa, semuanya berawal dari dibiasakan mandiri sejak masih kecil.

Something just like,, responsibility yang ditanamkan sejak dini.

Saya lahir dari keluarga biasa. Semua dikerjakan sendiri di rumah, walau sempat ada ART dulu di rumah Eyang, ketika ditinggalkan ART dan memutuskan tanpa ART sejak saat itulah kita masing-masing harus saling membantu.

Sejak kelas 3 SD, mulai mencuci baju sendiri. Bahkan setrika juga. 

Pekerjaan rumah yang mudah seperti menyapu juga jadi tugas sehari-hari. Cuci piring bekas makan sendiri. Membantu Eyang belanja ke pasar. Bantu memasak. Membersihkan rumah. Semua itu hal yang sudah biasa dilakukan.

Tak disangka, hal kecil seperti itulah yang membangun kemandirian dan tanggung jawab. Karena kelak sebagai wanita kita akan berhadapan dengan hal-hal tersebut bukan.

Sangat berguna ketika kita akan membina rumah tangga.

Karena itulah, akhirnya ketika sekarang sudah merasakan jadi ibu dan orang tua, tentunya akan berpikir lebih jauh ke depan. Nantinya harus melibatkan anak dalam pekerjaan rumah. Hal sepele, tetapi akan sangat berguna ke depannya. Tidak hanya bagi anak, tetapi juga bagi orang tua.

Karena ada bahkan banyak, anak yang tidak dibiasakan sedemikian rupa dari kecil, tidak memiliki kesadaran dan tanggung jawab akan hidupnya. Mengurusi diri sendiri saja susah, bagaimana bila berumah tangga? Masih sangat bergantung pada orang tua. Ya kali org tuanya ada terus untuk dia..

Sebenarnya pada intinya walaupun tidak terbiasa melakukan hal-hal kecil sendiri dan memutuskan sesuatu sendiri, yang penting adalah mengerti situasi dan kondisi. Apa yang harus dilakukan ketika sesuatu terjadi. Dalam posisi yang harus bergerak cepat.

Hidup terus berjalan, berkembang, dan kita harus selalu siap dengan segala kemungkinan ya kan..

Prepare for the best, and get ready for the worst.

If Plan A didn't work, than we still have the plan B and the rest of the alphabet..

Dan selalu belajar.. belajar terus di univeritas kehidupan ini.. 

Jangan berhenti belajar.. :)
Reading Time:

Wednesday, April 4, 2018

Tentang Rasa dan Asa
9:03 AM0 Comments

Aku tahu.. setiap perbuatan ada resikonya..
Setiap apa yang kita lakukan pasti ada balasannya..
Entah langsung.. entah tidak..

Rasa sayang dan cinta yang berlebihan..
Membawa kepada suatu kebutaan..

Buta terhadap realita..
Dan apa yang sebenarnya dibutuhkan..

Aku tak pernah mau merasakan derita daripada cinta..
Yaitu berpikir yang tidak-tidak dan bersedih yang tiada ujungnya..
Apalah daya aku hanya manusia..

Aku bukan orang yang mudah mencinta..
Tapi saat ijab qobul yang disaksikan malaikat dan olehNya..
Yang aku tahu aku akan bertahan di dalam satu cinta..

Jarak.. itu adalah ujian untuk kita..
Mampukah kita menghadapinya?

Ketika rasa percaya itu sudah terasa berat..
Hancur oleh hal yang ....

Aku juga sudah hampir kehilangan asa..
Rasanya ingin pergi saja dari dunia..
Pulang..
Ke pelukanNya..

Hanya malaikat kecilku yang jadi semangat..
Untuk tak boleh menyerah..
Tak boleh putus asa...

Karena aku percaya,,
Setiap insanNya memiliki tujuan di dunia..
Memiliki peran.. maksud.. manfaat..

Semoga aku bisa kuat.. bisa bertahan..
Dan tetap berada di jalanNya..


Reading Time:

@nieth_sweet