11:53 AM
BY Yuanita0
Comments
Anak kos memang bermacam-macam jenisnya, ada yang seorang mahasiswa, ada pula seorang pekerja. Macam-macam pula latar belakangnya, ada yang anak orang berada, ada pula anak orang biasa saja.
Sebagai seorang pekerja, yang baru saja pindah kerja di perantauan, menjadi anak kos bukan hal yang baru. Dulu juga sudah pernah mengalaminya. Hanya bedanya, saat kos dulu segalanya terjamin, karena uang beasiswa PPGT SMK Kolaboratif selalu mendarat dengan tepat waktu di rekening dan tabungan jelas masih banyak. (tsah, tak sombong namun tjongkak)
Nah, sekarang ini,, jadi anak kos serasa beda. Sudah status menjadi istri dan harus LDM (hiks), kerja jadi CPNS di bawah Kemdikbud yang lulusnya udah diumumin awal 2015 lalu dan baru kerja di awal Agustus (kondisi SK belum turun) itu ternyata nggak langsung gajian.
Jadilah kita semacam pengabdian. Harus ngekos dulu, harus bertahan hidup seminimalis mungkin dengan uang2 yang tersisa.. Ya, sebagai pasutri baru, tentu ada biaya2 yang memang kita alokasikan khusus untuk mewujudkan mimpi2 kita. Dan bekerja tanpa digaji dulu, seperti kata si Om saya yang berucap bahwa kalo PNS tuh digaji dulu baru kerja, nah ini kita kerja dulu sebelum SK turun dan harus bersabar hidup seadanya sebelum gaji turun dari negara.
Sedikit ironis memang..Tapi untuk pejuang2 seperti saya hal tsb bukan hal yang terlalu berat,, sampai.. bulan berganti dan September mau habis..
Dikabarkan kalau kita masih harus bertahan sampai Oktober karena kemungkinan gaji dirapel di awal Nopember..fiuh.. plan B oh plan B.. Yess, kita harus survive apapun keadaan kita sekarang..
Sesungguhnya masih banyak yang lebih nggak beruntung dibanding kita.
Well, back to the topic, untuk tips gimana caranya hidup hemat di kota perantuan,, dengan uang seadanya dan seminimal mungkin berhemat..
1. Makan
Makan memang penting kan. Prinsip yang harus diingat kita makan untuk hidup bukan hidup untuk makan. So cara paling hemat menurut saya adalah ganti pola makan dengan pola makan yang hemat namun sehat. Jadi di Surabaya ini, mulai dengan mengganti sarapan yang biasanya makan berat, dengan cukup sarapan buah. Sarapan buah ini bagus dan memang diterapkan oleh para food combiners.. Dan untuk FC aku baru bisa menerapkan sarapan buahnya.. aaakkk.. >.<
Next makan nasinya siang hari, dapat dari kantin yang emang uang makannya dipotong otomatis untuk makan siang tiap hari di hari kerja. Nah, di malam hari, beli makan yang gak pake protein hewani, banyak sayurnya. (nasib gak bisa masak di kos). So, kalau dihitung sangat hemat.
Tips untuk hemat makan berikutnya adalah sering berpuasa. Yeah, puasa bagus untuk kesehatan kita. Selain itu ramah untuk kantong kita. Sungguh sekali dayung dua pulau terlampaui..haha.. Dan anyway, Rasulullah dulu pun dulu sering berpuasa kan..
So, kalau lagi puasa, biasanya jatah makan siang di kantin dibungkus buat berbuka. Hemat hemat bingits kan. Sahurnya, lagi-lagi pake buah. Yeah,, kalau ga gitu dibikinin teh anget tiap sahur ama Ibu kos.. (hiks.. I love u ibu kosss.. )
Untuk masalah makan bukan hal yang terlalu aku pusingkan, dengan pola makan yang sedemikian ternyata cukup baik buat tubuhku. Buktinya, daya tahan masih fit. G ada keluhan apa pun. Dan anyway, mengurangi protein hewani dan memperbanyak sayur2an dan buah memang sangat disarankan dalam pola makan sehat FC.
2. Bensin
Karena lokasi kos yang hanya berjarak sekitar 5-10 menit by motor, bensin pun sangat irit, cukup 10-15ribu / minggu. Kecuali kalau lagi dipakai keliling-keliling Surabaya hanya gara-gara penasaran nyari jalan.. -_- ah ya,, lupakan..
3. Ongkos Mudik
Tiap Jumat sore, pastilah mudik ke Malang. Atau ke Pasuruan. Temu kangen dengan suami tercinta, plus jumpa keluarga. Biaya mudik? murah banget, naik bus dari Surabaya-Malang 15ribu saja. Nah, dari kantor ke terminal ini yang perlu disiasati. Demi alasan hemat uang dan waktu dan tenaga juga tentunya, tiap Jumat Sore dan Senin pagi, nebeng sama temen sekantor yang rutenya searah. Kebetulan dia mudik by motor ke Pasuruan. So, aku cukup nebeng sampai di Terminal Bungurasih saja, karena, yeahhh, aku dah pensiun jadi biker seperti masa-masa PPGT dulu.. kkkkkk..
Lagian, jalanan di Surabaya kalau pulang kerja itulooh,, Subhanallah ruwetnya minta ampun.. -_-'
4. Biaya Kos
Sementara belum dapat gaji dan belum jelas pula berapa gaji yang akan diterima dalam sebulan, nggak pilih2 kos yang harus KM dalam dsb, cukup kos yang nyaman, dan kalau ada suami datang boleh masuk. Kebetulan dapat yang sesuai keinginan dan lingkungannya nyaman aman dan ibu bapak kosnya baik banget kaya ortu sendiri. Cukup dengan 400rb/bln, dan dibayar bulanan.. hiks, di Sby tuh banyak lho yang kos e tahunan, kalo g gt dah di atas harga itu dah semua.. Cukup bersyukur aja lah dengan segala yang ada sekarang.. Alhamdulillah..
5. Penghasilan Sampingan
Syukurlah, online shop yang aku jalani sejak awal tahun 2015, jalan dengan baik hingga sekarang. Cukup membantu pemasukan keuangan lah, walaupun omzetnya nggak banyak, tapi tiap bulan pasti ada laku jualan..
Yang kedua, Alhamdulillah dapat fee dari ngerjain web. Ada 2 project web. Satu web telah terselesaikan, yang kedua masih progress. Sangat-sangat membantu untuk biaya bertahan hidup..
6. Nggak Jajan dan Jalan-jalan
Awal-awal ngekos, sebenernya butuh beli2 ini dan itu. Saat itulah kita harus tau mana yang paling dibutuhkan, mana yang bisa di pending. Just buy something you need, not something you want.. Jadi, misal perlu ember dan hanger, yah itu dulu aja yang dibeli. Misal ada alat mandi yang harus dibeli juga, yaudah kita beli aja asal emang urgent. Yang bisa dipending semacam kosmetik (haha, bagi aku ini adalah hal yang bisa dipending), pending dulu aja deh..
Jalan-jalan? Kebanyakan jalan2, nongkrong, dsb, itu cuman abisin duit yang sebenernya nggak perlu juga, kecuali ada yang nraktir, wkwk.. or ada keperluan bisnis.. Kalau pas nggak lagi seret sih sebenernya aku juga tipe orang yang sangat suka kuliner atau sekedar nongkrong,, pasca nikah lebih suka lagi kalau dengan suami tercinta..
So, why do we have to spend on something that we don't really need?
Dan, tambahan untuk para pria, no smoking. Please deh, udah kos, masih minta duit ortu (yang kuliah), bukannya bantuin hemat ortu malah boros2in duit dengan rokoknya. Kalau buat yg uda kerja pnya anak istri, please deh, daripada buat smoking, kasih deh itu duit buat tambahan nafkah, udah diri sendiri lebih sehat, efek baiknya ke keluarga juga nanti. Kalau nggak, duit buat beli rokok bisa dikumpulin buat usaha sampingan. Lebih worth it kan?
Plus, udara juga ga bakal yang tercemar polusi asap rokok juga.. mengurangi polusi lah intinya..
Oke,, itulah tips dan trik seputar Gimana bertahan hidup di kota orang dengan biaya hidup seminimal mungkin..Walaupun minimalis, tp kesehatan tetap penting ya.. Catet.. ;))
Sebagai seorang pekerja, yang baru saja pindah kerja di perantauan, menjadi anak kos bukan hal yang baru. Dulu juga sudah pernah mengalaminya. Hanya bedanya, saat kos dulu segalanya terjamin, karena uang beasiswa PPGT SMK Kolaboratif selalu mendarat dengan tepat waktu di rekening dan tabungan jelas masih banyak. (tsah, tak sombong namun tjongkak)
Nah, sekarang ini,, jadi anak kos serasa beda. Sudah status menjadi istri dan harus LDM (hiks), kerja jadi CPNS di bawah Kemdikbud yang lulusnya udah diumumin awal 2015 lalu dan baru kerja di awal Agustus (kondisi SK belum turun) itu ternyata nggak langsung gajian.
Jadilah kita semacam pengabdian. Harus ngekos dulu, harus bertahan hidup seminimalis mungkin dengan uang2 yang tersisa.. Ya, sebagai pasutri baru, tentu ada biaya2 yang memang kita alokasikan khusus untuk mewujudkan mimpi2 kita. Dan bekerja tanpa digaji dulu, seperti kata si Om saya yang berucap bahwa kalo PNS tuh digaji dulu baru kerja, nah ini kita kerja dulu sebelum SK turun dan harus bersabar hidup seadanya sebelum gaji turun dari negara.
Sedikit ironis memang..Tapi untuk pejuang2 seperti saya hal tsb bukan hal yang terlalu berat,, sampai.. bulan berganti dan September mau habis..
Dikabarkan kalau kita masih harus bertahan sampai Oktober karena kemungkinan gaji dirapel di awal Nopember..fiuh.. plan B oh plan B.. Yess, kita harus survive apapun keadaan kita sekarang..
Sesungguhnya masih banyak yang lebih nggak beruntung dibanding kita.
Well, back to the topic, untuk tips gimana caranya hidup hemat di kota perantuan,, dengan uang seadanya dan seminimal mungkin berhemat..
1. Makan
Makan memang penting kan. Prinsip yang harus diingat kita makan untuk hidup bukan hidup untuk makan. So cara paling hemat menurut saya adalah ganti pola makan dengan pola makan yang hemat namun sehat. Jadi di Surabaya ini, mulai dengan mengganti sarapan yang biasanya makan berat, dengan cukup sarapan buah. Sarapan buah ini bagus dan memang diterapkan oleh para food combiners.. Dan untuk FC aku baru bisa menerapkan sarapan buahnya.. aaakkk.. >.<
Next makan nasinya siang hari, dapat dari kantin yang emang uang makannya dipotong otomatis untuk makan siang tiap hari di hari kerja. Nah, di malam hari, beli makan yang gak pake protein hewani, banyak sayurnya. (nasib gak bisa masak di kos). So, kalau dihitung sangat hemat.
Tips untuk hemat makan berikutnya adalah sering berpuasa. Yeah, puasa bagus untuk kesehatan kita. Selain itu ramah untuk kantong kita. Sungguh sekali dayung dua pulau terlampaui..haha.. Dan anyway, Rasulullah dulu pun dulu sering berpuasa kan..
So, kalau lagi puasa, biasanya jatah makan siang di kantin dibungkus buat berbuka. Hemat hemat bingits kan. Sahurnya, lagi-lagi pake buah. Yeah,, kalau ga gitu dibikinin teh anget tiap sahur ama Ibu kos.. (hiks.. I love u ibu kosss.. )
Untuk masalah makan bukan hal yang terlalu aku pusingkan, dengan pola makan yang sedemikian ternyata cukup baik buat tubuhku. Buktinya, daya tahan masih fit. G ada keluhan apa pun. Dan anyway, mengurangi protein hewani dan memperbanyak sayur2an dan buah memang sangat disarankan dalam pola makan sehat FC.
2. Bensin
Karena lokasi kos yang hanya berjarak sekitar 5-10 menit by motor, bensin pun sangat irit, cukup 10-15ribu / minggu. Kecuali kalau lagi dipakai keliling-keliling Surabaya hanya gara-gara penasaran nyari jalan.. -_- ah ya,, lupakan..
3. Ongkos Mudik
Tiap Jumat sore, pastilah mudik ke Malang. Atau ke Pasuruan. Temu kangen dengan suami tercinta, plus jumpa keluarga. Biaya mudik? murah banget, naik bus dari Surabaya-Malang 15ribu saja. Nah, dari kantor ke terminal ini yang perlu disiasati. Demi alasan hemat uang dan waktu dan tenaga juga tentunya, tiap Jumat Sore dan Senin pagi, nebeng sama temen sekantor yang rutenya searah. Kebetulan dia mudik by motor ke Pasuruan. So, aku cukup nebeng sampai di Terminal Bungurasih saja, karena, yeahhh, aku dah pensiun jadi biker seperti masa-masa PPGT dulu.. kkkkkk..
Lagian, jalanan di Surabaya kalau pulang kerja itulooh,, Subhanallah ruwetnya minta ampun.. -_-'
4. Biaya Kos
Sementara belum dapat gaji dan belum jelas pula berapa gaji yang akan diterima dalam sebulan, nggak pilih2 kos yang harus KM dalam dsb, cukup kos yang nyaman, dan kalau ada suami datang boleh masuk. Kebetulan dapat yang sesuai keinginan dan lingkungannya nyaman aman dan ibu bapak kosnya baik banget kaya ortu sendiri. Cukup dengan 400rb/bln, dan dibayar bulanan.. hiks, di Sby tuh banyak lho yang kos e tahunan, kalo g gt dah di atas harga itu dah semua.. Cukup bersyukur aja lah dengan segala yang ada sekarang.. Alhamdulillah..
5. Penghasilan Sampingan
Syukurlah, online shop yang aku jalani sejak awal tahun 2015, jalan dengan baik hingga sekarang. Cukup membantu pemasukan keuangan lah, walaupun omzetnya nggak banyak, tapi tiap bulan pasti ada laku jualan..
Yang kedua, Alhamdulillah dapat fee dari ngerjain web. Ada 2 project web. Satu web telah terselesaikan, yang kedua masih progress. Sangat-sangat membantu untuk biaya bertahan hidup..
6. Nggak Jajan dan Jalan-jalan
Awal-awal ngekos, sebenernya butuh beli2 ini dan itu. Saat itulah kita harus tau mana yang paling dibutuhkan, mana yang bisa di pending. Just buy something you need, not something you want.. Jadi, misal perlu ember dan hanger, yah itu dulu aja yang dibeli. Misal ada alat mandi yang harus dibeli juga, yaudah kita beli aja asal emang urgent. Yang bisa dipending semacam kosmetik (haha, bagi aku ini adalah hal yang bisa dipending), pending dulu aja deh..
Jalan-jalan? Kebanyakan jalan2, nongkrong, dsb, itu cuman abisin duit yang sebenernya nggak perlu juga, kecuali ada yang nraktir, wkwk.. or ada keperluan bisnis.. Kalau pas nggak lagi seret sih sebenernya aku juga tipe orang yang sangat suka kuliner atau sekedar nongkrong,, pasca nikah lebih suka lagi kalau dengan suami tercinta..
So, why do we have to spend on something that we don't really need?
Dan, tambahan untuk para pria, no smoking. Please deh, udah kos, masih minta duit ortu (yang kuliah), bukannya bantuin hemat ortu malah boros2in duit dengan rokoknya. Kalau buat yg uda kerja pnya anak istri, please deh, daripada buat smoking, kasih deh itu duit buat tambahan nafkah, udah diri sendiri lebih sehat, efek baiknya ke keluarga juga nanti. Kalau nggak, duit buat beli rokok bisa dikumpulin buat usaha sampingan. Lebih worth it kan?
Plus, udara juga ga bakal yang tercemar polusi asap rokok juga.. mengurangi polusi lah intinya..
Oke,, itulah tips dan trik seputar Gimana bertahan hidup di kota orang dengan biaya hidup seminimal mungkin..Walaupun minimalis, tp kesehatan tetap penting ya.. Catet.. ;))